Umat Islam memulai puasa Dzulhijjah di awal bulan selama sembilan hari. Puasa ini termasuk amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW sebelum menyambut Idul Adha. Lalu, kapan batas akhir puasa Dzulhijjah 9 hari?
Jadwal puasa Dzulhijjah menyesuaikan penetapan awal bulan yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI. Jadwal ini penting diketahui bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah sunnah agar sesuai dengan aturannya.
Inilah batas akhir puasa Dzulhijjah 9 hari yang perlu diketahui. Terdapat juga bacaan niat lengkap dengan keutamaannya. Yuk, catat dan simak penjelasnanya.
Kemenag RI menetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada 28 Mei 2025. Sejak saat itu, umat Islam dapat memulai hari pertama puasa sunnah hingga tanggal 5 Juni 2025. Puasa ini berlangsung selama sembilan hari, dimulai dari awal bulan hingga sebelum sebelum perayaan Idul Adha.
Pada hari kedelapan dapat mengerjakan puasa Tarwiyah dan di hari kesembilan puasa Arafah.
Adapun jadwal lengkap puasa Dzulhijjah 9 hari sebagai berikut:
Mengerjakan puasa ini sama seperti puasa wajib pada umumnya, yakni dimulai dengan niat, sahur, dan diakhir berbuka. Perbedaannya hanya pada bacaan niat yang ditujukan untuk jenis puasanya.
Membaca niat puasa bertujuan untuk memantapkan hati dalam melaksanakan ibadah. Niat puasa Dzulhijjah boleh dibaca dengan tulisan Arab, Latin, hingga arti, untuk memudahkan pelaksanaan ibadah. Berikut ini bacaan niat puasa Dzulhijjah 9 Hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.“
Bagi yang lupa atau baru berkeingina mengerjakan puasa dapat membaca niat pada pagi hingga siang hari. Puasa masih dapat dikerjakan hingga waktu berbuka asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Adapun bacaan niat puasa Dzulhijjah di siang hari sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.“
Dijelaskan sedikit di atas, puasa tarwiyah merupakan bagian dari puasa 9 hari Dzulhijjah. Puasa ini merupakan awal dari rangkaian ibadah haji. Para jemaah mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan wukuf di Arafah. Sementara umat Islam yang tidak berhaji dapat menjalankan ibadah puasa ini.
Hukum melaksanakan puasa tarwiyah adalah sunnah. Kesunahannya secara khusus dijelaskan Imam Syafi’i. Berikut bacaan niat puasa tarwiyah:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.“
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.“
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha. Dalam sebuah hadis dijelaskan keutamaan puasa ini bisa menghapus dosa satu tahun yang telah lepas dan akan datang. Seperti ini bunyi hadisnya:
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang. Dan puasa asyura (10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lepas,” (HR. Muslim).
Pelaksanaan puasa ini sama seperti puasa pada umumnya. Namun berbeda dalam redaksi niat. Berikut ini bacaan niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta’âlâ.“
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya melaksanakan banyak amal saleh di bulan Dzulhijjah, termasuk berpuasa. Terdapat sejumlah keutamaan yang bisa didapatkan umat Islam ketika mengerjakan puasa di bulan keduabelas ini. Berikut ini 4 keutamaan puasa Dzulhijjah.
Pahala orang yang mengerjakan amal di bulan ini sebanding dengan pahala orang mati syahid di medan perang yang membela agama Allah SWT, sebagaimana dikutip buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah karya Amlrulloh Syarbini dan Iis Nur’aeni Afgandi.
Diperkuat juga dalam hadis melalui cerita Ibu Abbah RA yang berbunyi sebagai berikut:
“Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan saleh pada hari-hari itu yang lebih baik dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini.” (HR. Bukhari)
Ulama menafsirkan ‘hari-hari’ dalam hadis tersebut adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Mendengar pernyataan Rasulullah dalam hadis tersebut, pada sahabat lalu bertanya:
“Apakah lebih baik dari pahala jihad fi sabilillah? Rasulullah SAW menjawab, tidak lebih dicintai oleh Allah pada hari-hari selain hari sepuluh itu untuk berjihad di sabilillah kecuali seoran gyan gkeluar dengan dirinya da hartanya. kemudian tidak kembali dengan membawa apapun dari yang tersebut. Yakni, setelah berjihad lalu matai syahir.” (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadis yang disampaikan Ummu Salamah RA mengenai kebiasaan Rasulullah SAW selalu mengerjakan puasa sembilan hari di awal Dzulhijjah. Berikut ini bunyi hadisnya:
“Nabi Muhammad SAW selalu berpuasa sembilan hari Dzulhijjah dan hari Asyura,” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ahmad).
Keutamaan yang lebih khusus pada bulan Dzulhijjah, khususnya di hari kesembilan sebagai hari Arafah adalah Allah SWT menggugurkan dosa-dosa kecil selama dua taun bagi orang yang berpuasa. Hal ini dijelaskan dalam buku Hidup Tenang dan Dikejar-kejar Rezeki karya Zainal Abidin.
Sebuah hadis dari Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah dan tidak ada amalan hari yang disukai Allah daripada amalan pada sepuluh hari ini (10 hari di awal bulan Dzulhijjah). Maka pada hari-hari itu perbanyaklah tasbih (ucapan subhanallah), takbi (ucapan Allahu Akbar), dan tahlil (ucapan la ilaha illa Allah).” (HR. Ath-Thabrani).
Itulah batas akhir puasa Dzulhijjah 2025 lengkap dengan niat dan keutamaannya. Semoga membantu, ya.