Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung menyatakan Hidrometeorologi ancam semua wilayah Lampung. BPBD pun meminta warga untuk waspada dengan cuaca tersebut.
Humas BPBD Provinsi Lampung Wahyu Hidayat mengatakan dampak hidrometeorologi yang terjadi di Lampung adalah bencana alam banjir hingga angin kencang.
“Kalau bencana yang spesifik disebabkan hidrometeorologi basah ini kan biasanya terjadi curah hujan yang tinggi. Dari situ, potensi bencana yang mengintai itu adalah bencana banjir, bencana angin kencang, bencana tanah longsor, dan bencana banjir rob yang diakibatkan oleh ketinggian ombak,” katanya, Rabu (3/12/2025).
Wahyu menjelaskan berdasarkan data BPBD, dampak dari tingginya intensitas curah hujan serta angin kencang akan terjadi merata se-Provinsi Lampung.
“Tentu kalau kita bicara banjir rob, maka 6 kabupaten, bahkan dengan Lampung Timur itu menjadi prioritas yang terancam. Itu daerah-daerah yang bertepi pantai punya potensi ancaman banjir rob,” ungkapnya.
“Kemudian berikutnya banjir, kita hampir semua kabupaten/kota terancam. Kemudian kita juga punya potensi angin kencang, yang bisa terjadi di mana saja. Jadi secara umum, untuk hidrometeorologi, di luar banjir rob, maka semua kabupaten/kota di Lampung terancam,” lanjutnya.
Wahyu mengatakan menghadapi fenomena cuaca buruk yang terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia. Pihaknya menyiagakan dan mengaktifkan piket jaga 24 jam.
“Kita sudah terus melakukan kerja-kerja kesiapsiagaan dan antisipasi bencana. Kita juga memantau terus radar cuaca, perkembangan cuaca, supaya kita enggak kecolongan, ya. Mulai dari pergerakan awan dan hujan, kecepatan angin, potensi terbentuknya bibit-bibit siklon, dan lain sebagainya, itu kita pantau terus,” ujarnya.
Wahyu juga meminta masyarakat untuk selalu waspada serta mencari informasi di website resmi di lembaga pemerintah.
“Informasinya yang saya sampaikan agar masyarakat mengetahui tentang perkembangan cuaca, terutama buat perkembangan cuaca yang mengarah kepada peristiwa bencana,” ujarnya.
“Masyarakat melakukan kerja-kerja di lingkungannya, antara lain memastikan aliran air di sekitar lingkungannya tetap berfungsi dengan normal, kemudian melakukan pemangkasan pohon seperlunya kemudian melakukan perkuatan di rumahnya masing-masing serta mengetahui langkah-langkah mitigasi dan rencana evakuasi jika berada di rumah,” sambungnya.
