Program Siber UI Mandiri Bantu UMKM Gula Merah Pulau Sebesi Naik Kelas

Posted on

Program pemberdayaan UMKM dan desa wisata yang digagas BEM dan dosen Universitas Indonesia Mandiri (UIM) mulai menunjukkan hasil nyata.

Melalui program bertajuk “Pemberdayaan UMKM Gula Merah dari Lahang Kelapa melalui Sistem Bisnis dan Ekonomi Rakyat (SIBER)”, puluhan warga Desa Tejang Pulau Sebesi kini merasakan peningkatan kualitas produksi, manajemen usaha, hingga pemasaran digital. Program ini menyasar dua mitra utama yakni UMKM gula merah dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulau Umang-Umang, Kabupaten Lampung Selatan.

Sebelumnya, produksi gula merah di Pulau Sebesi masih serba tradisional, tanpa standar mutu dan nyaris tanpa dukungan teknologi. Penjualan pun hanya mengandalkan transaksi langsung di pulau.

Lewat pendampingan intensif, tim dosen dan mahasiswa mengenalkan teknologi tepat guna seperti mesin pemasak nira dan cetakan tahan panas. Tak hanya itu, pelaku usaha juga dilatih teknik produksi higienis dan efisien.

Aspek manajemen ikut diperkuat. Pelaku UMKM yang sebelumnya tidak memiliki pembukuan kini sudah mampu membuat laporan keuangan sederhana, menyusun rencana bisnis, hingga mengelola arus kas. Di bidang pemasaran, mahasiswa melatih warga menggunakan marketplace, media sosial, sampai pembayaran digital berbasis QRIS.

Pemasaran kini tak lagi bergantung pada wisatawan lokal, tetapi mulai menjangkau pasar regional. Pokdarwis Pulau Umang-Umang juga ikut ‘naik kelas’. Mereka mendapat pelatihan hospitality, penyusunan SOP layanan wisata, pengembangan paket wisata edukatif, hingga pembuatan website dan profil media sosial.

Ketua pengusul, Dr. Acum Wijaya, mengatakan program ini tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas UMKM, tetapi juga membangun sinergi antara produk lokal dan potensi wisata.

“Gula merah Sebesi bukan hanya produk ekonomi, tetapi sudah menjadi identitas budaya dan daya tarik wisata yang bernilai jual tinggi,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).

Pemerintah desa menyambut baik program ini. Mereka menilai langkah tersebut strategis untuk mengentaskan kemiskinan dan memperkuat ekonomi masyarakat di wilayah rawan bencana vulkanik. Pulau Sebesi yang berada dekat Gunung Anak Krakatau memang masuk kawasan prioritas pengembangan.

Hingga September 2025, program tercatat sudah mencapai 80 persen. Selain peningkatan kapasitas masyarakat dan mutu produk, sejumlah luaran seperti video, poster, artikel populer media nasional, hingga penguatan 20 mahasiswa melalui skema 160 jam keterlibatan masyarakat turut dihasilkan.

Dengan pendekatan SIBER yang menggabungkan teknologi, digitalisasi, branding, dan ekowisata, program ini diharapkan menjadi model pemberdayaan ekonomi yang bisa direplikasi di desa wisata lain di Indonesia.