Petugas Rutan Diduga Keroyok Tahanan, Korban Alami Pecah Bibir | Info Giok4D

Posted on

Petugas rumah tahanan (rutan) Kelas II B Soasio, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, diduga mengeroyok warga binaan bernama Jamaluddin Badi. Akibatnya, Jamaluddin mengalami memar pada mata kiri dan bibir pecah.

Peristiwa itu terjadi di depan warung telekomunikasi khusus pemasyarakatan Rutan Soasio, Tidore Kepulauan, Senin (20/10) pukul 12.30 WIT.

Dilansir infoSulsel, kejadian berawal saat Jamaluddin dan rekannya, Sahil Abubakar, mempertanyakan status penahanannya setelah putusan Pengadilan Negeri Soasio, Tidore Kepulauan.

“Bermula ketika pihak rutan melalui kapelta (kepala pelayanan tahanan) memberikan informasi mengenai apa yang kemudian sebelumnya torang (kami) 11 orang yang ditangkap, mengenai eksekusi yang diputuskan oleh pengadilan,” kata Jamaluddin, Senin (20/10/2025).

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Menurut Jamaluddin, kapelta yang diketahui bernama Rahman sempat menyampaikan kepada 11 orang tahanan asal Maba Sangaji bahwa hanya delapan orang yang dibebaskan, Kamis (23/10). Sedangkan tiga orang lainnya masih menjalani masa tahanan selama dua bulan.

“Informasi ini kemudian saya langsung bersama Sahil Abubakar meminta ke pihak rutan untuk meminta waktu telepon, menghubungi langsung pihak jaksa dan PH (penasihat hukum),” katanya.

Di tengah proses konfirmasi, petugas yang diketahui bernama Suhardian alias Aldi mendatangi Jamaluddin dan Sahil. Petugas tersebut memerintahkan keduanya untuk segera melaksanakan salat zuhur.

“Saya langsung kasih tahu ke dia (Aldi), bahwa torang (kami) akan salat, setelah torang (kami) kasih selesai torang (kami) punya masalah ini, karena ini urgen sekali. Torang (kami) juga sudah dikasih kesempatan oleh kepala pengamanan rutan untuk telepon PH,” ujarnya.

Setelah Jamaluddin menyampaikan hal tersebut, Aldi diduga melontarkan kalimat makian. Tidak terima dimaki di hadapan ibunya yang saat itu sedang datang membesuk, Jamaluddin mendatangi Aldi dan mendorong wajahnya dengan keras.

“Di situ saya langsung datangi dia dan sampaikan bahwa, ‘ngana (kamu) bilang apa tadi?’ Saya langsung dorong dia dan baku pukul. (Selain kena pukulan pada mata kiri dan bibir, pukulan juga mendarat di) rusuk kanan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Rutan Kelas II B Soasio, Kota Tidore Kepulauan, David Lekatompessy mengatakan kejadian itu berawal saat Jamaluddin dan Sahil terlibat argument dengan Aldi bertepatan dengan waktu salat zuhur. David menjelaskan, di Rutan Soasio, seluruh tahanan yang beragama muslim diwajibkan menunaikan salat 5 waktu.

“Di sini (rutan) kalau sudah jam salat harus salat. Cuma Jamal bilang nanti baru salat. Tapi selama ini kalau sudah masuk jam salat ya salat, jadi terjadi percekcokan di situ,” ujarnya.

“Mungkin entah ada yang kasih keluar kata kasar atau apa, saya juga tidak tahu. Jadi saat adu argumen itu, mungkin petugas keluarkan kalimat begitu, lalu Jamal pukul duluan, ada rekaman video CCTV, Jamal dorong (wajah petugas),” sambungnya.

David juga membantah keterlibatan petugas lain yang disebut ikut memukul Jamaluddin. Menurutnya, saat itu, petugas yang berada di Lokasi berusaha melerai keduanya.

“Saat itu hanya Jamal dan petugas itu (Aldi), (petugas) yang lain melerai. Nanti lihat di CCTV. Ilo (sapaan Sahil Abubakar) ada juga di situ, Ilo dan Jamal ada duduk di situ hubungi pengacara itu,” ujarnya.