Koperasi Merah Putih yang akan dibentuk secara nasional ditarget dalam 3 tahun bisa kuat dan berkembang. Keuntungan yang didapat dipastikan bisa dipakai untuk membuka unit usaha lain.
“Kira-kira 3 tahunan jika koperasi ini jalan dengan benar bisa kuat. Kemudian bisa mengembangkan potensi di wilayahnya. Terserah mau buka unit usaha apa lagi, bisa pengembangan jamur, ternak lele atau ikan lainnya, jual jagung, sayuran, penggemukan ayam atau ayam petelur dan lain-lain,” ujar Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan, Senin (16/6/2025).
Dia mencontohkan, MinyaKita yang dijual di unit usaha koperasi saja bisa dapat untung Rp 1.000 per liternya. Belum lagi LPG 3 kg dengan margin keuntungan Rp 2.500 per tabung.
“Kalau keuntungan Rp 1.000 tadi dikalikan dengan jumlah penduduk di Kelurahan Sidodadi ini yang sekitar 21 ribu orang dikalikan 2 liter saja dalam sebulan, bisa dapat Rp 42 juta sebulan. Belum lagi gas, bisa dapat Rp 25 juta sebulan kalau keuntungan Rp 2.500 dikalikan dengan 10 ribu pembeli saja di kelurahan ini. Itu belum kalau dikalikan 1 tahun,” ungkapnya.
Dia juga menyebut, kehadiran koperasi yang ada di tingkat desa atau kelurahan akan memutus mata rantai pasokan yang panjang. Sebab, koperasi ini mendapat pasokan langsung dari produsen. Harga yang dijual dipastikan lebih terjangkau.
“Patra Niaga akan langsung distribusi ke kita, pupuk, beras dan lainnya juga langsung ke kita. Jadi banyak jalur yang dipotong. Bayangkan kalau melalui grosir turun ke agen, kemudian ke pengecer baru sampai ke warung dan masyarakat. Panjang sekali rantainya, harga juga akan tinggi,” jelas Zulhas.
Hingga kini, koperasi merah putih yang sudah melaksanakan musyawarah khusus di tingkat desa dan kelurahan sekitar 79 ribuan dari total 80 ribuan. Tinggal sedikit lagi kelurahan dan desa yang melaksanakan musyawarah.
“50-60 persennya sudah berbadan hukum dan terdaftar di Kemenkum,” tukasnya.