Dinas Pertanian Sebut Produksi Padi di Sumsel Aman Meski Kemarau Panjang

Posted on

Tahun ini wilayah Sumatera Selatan akan mengalami kemarau lebih panjang dibandingkan 2024, diprediksi kemarau terjadi mula akhir Mei hingga Oktober mendatang. Namun, produksi padi diklaim aman.

Kepala Dinas Pertanian Sumsel Bambang Pramono mengatakan meski kemarau di Sumsel lebih panjang, sektor pertanian khususnya padi tak akan berdampak. Lahan di Sumsel disebutnya sebagian besar adalah rawa yang memiliki cadangan air alami.

“Pasokan air pada padi akan tetap cukup saat kemarau dan minim risiko terhadap gagal panen. Kemarau itu berkah bagi Sumsel, karena 73% (luas lahan sawah) merupakan rawa yang memang tergenang air dan kecukupan air tersedia,” ujar Bambang, Kamis (22/5/2025).

Kendati begitu, dia mengungkapkan bahwa tantangan kesulitan air saat musim kemarau akan terjadi di wilayah pertanian dengan jenis lahan irigasi. Beberapa daerah yang mengandalkan irigasi adalah Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan Musi Rawas.

Pihaknya juga akan tetap mengantisipasi dan berkoordinasi dengan masing-masing kabupaten/kota agar produksi padi tetap terjaga.

“Salah satu antisipasi dengan menyiapkan pompa. Pada dasarnya agar tidak terjadi penurunan produksi saat kemarau nanti,” katanya.

Diketahui dari total 470 ribu hektare lahan sawah di Sumsel, sekitar 399 ribu hektare berada di lahan rawa pasang surut dan lebak. Sisanya adalah lahan irigasi. Tahun ini Sumsel ditargetkan bisa menambah jumlah produksi 1 juta ton gabah kering giling (GKG).

“Saat ini untuk produksi kita sudah mencapai 2,94 juta ton GKG,” ujarnya.

Upaya yang dilakukan yaitu dengan mendorong realisasi program cetak sawah seluas 48 ribu hektare dan melalui optimasi lahan yang ditarget mencapai 106 ribu hektare.

“Termasuk juga peningkatan indeks pertanaman padi melalui optimalisasi lahan,” ungkapnya.