Curhat Ibu di Lubuklinggau ke KDM Soal Anak Diajak Nyabu, Ini Kata Yayasan

Posted on

Warga Lubuklinggau, Sumatera Selatan yakni Dian Nurhayati tengah viral lantaran mendatangi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) di kediamannya. Saat itu, Dian meminta agar anaknya, Raihan, yang kecanduan narkoba dimasukkan ke dalam barak militer.

Saat berbincang dengan Dedi, Dian mengaku anaknya sudah dimasukkan ke rumah yayasan ASA Silampari di Lubuklinggau sebanyak 2 kali. Alih-alih sembuh, Raihan justru diajak oleh konselor tempat rehab tersebut untuk memakai narkoba.

Tak tanggung-tanggung, konselor berinisial AA tersebut juga ikut menggadaikan motor milik keluarga Raihan yang hasilnya mereka gunakan untuk pesta sabu.

Dian menjelaskan anaknya Raihan masuk ke rumah Yayasan ASA Silampari pada awal tahun 2024 dan mengikuti program rehab selama 6 bulan.

“Enam bulan pertama dia pulang di berikan waktu semalam. Pas pulang itu dia (Raihan) izin mau ke Rupit (Muratara) dan lusa nya dia tiba-tiba pulang. Pas kami tanya pelan-pelan akhirnya dia ngaku kalo dia make lagi. Akhirnya dimasukkan lagi ke ASA Silampari untuk rehab yang ke dua sampai Februari 2025,” katanya, Minggu (22/6/2025).

Namun saat keluar dari rehab yang kedua, kata Dian, anaknya justru memakai narkoba lagu dan kali ini ia diajak oleh konselornya yang ada di Yayasan ASA Silampari Lubuklinggau. Hal inilah yang kemudian membuat Dian kesal hingga akhirnya ia pun mengadu kepada Dedi Mulyadi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan ASA Silampari Tomi Lesmana membenarkan jika Raihan pernah dirawat dan dibina di yayasan ASA Silampari Lubuklinggau dalam program rehabilitasi rawat inap.

“Dalam pemberitaan yang kita dapat kemarin memang kami melihat bahwa ada tentang konselornya si Raihan yang mengajak makai narkoba dan menggadaikan motor itu,” kata dia.

“Nah ini kami luruskan bahwa konselor itu sudah tidak aktif dan tidak bekerja lagi dengan kami. Artinya klien ini (Raihan) setelah selesai rehab itu sudah kembali ke lingkungan masyarakat dan keluarga, ketika dia memiliki hubungan dan teman di luar, itu di luar batas kami untuk mengawasi,” ungkapnya.

Tomi mengatakan konselor berinisial AA tersebut sudah tidak bekerja di yayasan itu sejak enam bulan yang lalu.

“Jadi kami luruskan bahwasanya yang disampaikan Ibu Dian ini mungkin kurang tepat karena si AA ini sudah tidak bekerja dengan kami saat raihan sudah keluar dari rumah rehab. Tapi pendapat ibu itu orang ini masih bagian dari kami,” sambungnya.

Tomi juga membeberkan bahwa oknum AA tersebut juga ikut membantu Raihan saat menggadaikan motornya untuk dibelikan sabu.

“Ya, yang ikut serta menggadaikan motor itu adalah mantan pegawai yang pernah bekerja dengan kami,” ungkapnya.

Meskipun begitu, Tomi mewajarkan bila Dian nekat pergi dan menemui Dedi Mulyadi untuk mengadu kondisi anaknya yang tidak kunjung sembuh.

“Sejauh ini penanganan kami untuk Raihan sendiri kami rasa cukup maksimal, terlepas memang masih banyak kekurangan dan percobaan yang dilakukan oleh ibunya itu kami rasa sudah sangat wajar, ketika dia sudah mengadu kemana-mana itu sudah merupakan upaya seorang ibu yang pengen anaknya terlepas dari jeratan narkoba,” ucapnya.