Ciri Khas Bahasa Lampung Lengkap Jenis Dialek hingga Fonologinya

Posted on

Selain menjadi alat komunikasi sehari-hari, Bahasa Lampung juga diajarkan di sekolah sebagai muatan lokal. Sudahkah mengetahui ciri khas bahasa Lampung yang dipelajari siswa di sekolah?

Bahasa Lampung memiliki ciri khas yang terletak pada keberagamannya. Bahasa ini merupakan bahasa asli suku Lampung yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Terdapat beberapa dialek utama, seperti dialek A Lampung api dan dialek O Lampung Nyo, serta dialek lain seperti Komering dan Cikoneng yang digunakan di wilayah Banten. Berikut ini ciri khas pada bahasa Lampung yang menarik untuk diketahui.

Bahasa Lampung memiliki beberapa dialek utama, antara lain dialek Abung, dialek Pesisir, dialek Pubian, dan dialek Komering. Setiap dialek memiliki wilayah tutur yang berbeda-beda dan mencerminkan keragaman budaya masyarakat Lampung.

Dialek Abung banyak digunakan di wilayah Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Waykanan.

Dialek Pesisir tersebar di daerah pesisir seperti Tanggamus, Pringsewu, Lampung Selatan, Lampung Barat, Pesisir Barat, dan Bandar Lampung.

Dialek Pubian ditemukan di Lampung Selatan dan Lampung Tengah.

Dialek Komering dituturkan di wilayah Lampung Utara dan memiliki keterkaitan sejarah dengan Bahasa Komering dari Sumatera Selatan.

Secara umum, dialek merupakan bentuk variasi ujaran yang berkembang di wilayah tertentu dalam satu bahasa yang sama. Masing-masing dialek memiliki ciri khas sendiri, namun tetap menunjukkan kesamaan dengan bahasa induknya.

Dialek juga tidak selalu mencakup seluruh bentuk ujaran dalam suatu bahasa, sehingga variasi yang muncul sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan geografis penuturnya.

Perbedaan antara dialek dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

Kata iya dalam dialek Abung sering dilafalkan sebagai iyo, sedangkan dalam dialek Sungkai dilafalkan sebagai iya.

Kata air dalam dialek Tulang Bawang bisa diucapkan sebagai wai, sementara dalam dialek Abung terdengar lebih seperti waiy dengan penambahan konsonan akhir.

Untuk kata pergi, penuturan dialek Abung cenderung mengatakan jak, sedangkan dialek Sungkai menggunakan bentuk yang sedikit berbeda, misalnya jok atau jaké tergantung konteks kalimat.

Perbedaan-perbedaan tersebut menjadi penanda identitas daerah dan kekayaan linguistik yang dimiliki Bahasa Lampung.

Bahasa Lampung memiliki fenomena fonologis yang khas, yaitu homorgan dan geminasi pada posisi antarvokal yaitu di antara dua vokal. Keberagaman dialek ini menunjukkan kekayaan linguistik dan budaya Lampung.

Ciri khas dalam sistem fonologi Bahasa Lampung, menunjukkan adanya perbedaan pelafalan yang khas di antara daerah-daerah penutur. Variasi penggunaan homorgan dan geminasi ini memperlihatkan adanya pemisahan atau perbedaan dialektal antarwilayah, sehingga menjadi penanda penting dalam mengidentifikasi karakteristik fonetis setiap dialek Bahasa Lampung.

Sebagai contoh, menurut buku Kata Tugas Bahasa Lampung Dialek Tulang Bawang yang ditulis oleh Nurlaksana dkk, diketahui bahwa geminasi konsonan di tengah kata seperti penggandaan suara konsonan dapat muncul pada beberapa varietas A Lampung A dan Lampung Nyo Abung, sedangkan dialek Komering hampir tidak memperlihatkan geminasi.

Demikian juga homorgan, yaitu perubahan ke satu jenis bunyi yang sama sering terlihat dalam konteks tertentu di antara vokal sebagai bentuk keseragaman artikulasi antarkata di daerah tertentu.

Sementara itu, preposisi atau kata depan dalam Bahasa Lampung merupakan kata tugas yang muncul di awal frasa dan berfungsi membentuk frasa preposisional. Sesuai namanya, preposisi selalu berada di bagian depan frasa, kemudian diikuti oleh unsur lain berupa nomina, adjektiva, atau verba.

Contoh penggunaan preposisi dalam Bahasa Lampung dapat dilihat pada frasa berikut:

Dari contoh tersebut terlihat bahwa preposisi dapat bergabung dengan berbagai jenis kata untuk membentuk makna tertentu.

Jika ditinjau dari segi bentuk, preposisi dalam Bahasa Lampung dialek Dialek Timur Bahuga (DTB) terbagi menjadi dua jenis:

Itulah rangkuman mengenai ciri khas bahasa Lampung yang menarik untuk menjadi wawasan, semoga bermanfaat ya.

Artikel ini ditulis oleh Aldekum Fatih Rajih, peserta magang Prima PTKI Kementerian Agama RI.

Mengenal Bahasa Lampung

1. Dialek Abung

2. Dialek Pesisir

3. Dialek Pubian

4. Dialek Komering

Fungsi Dialek Bahasa Lampung

Ciri-ciri Lafal antar Dialek Lampung

Dalam Sistem Fonologi Bahasa

Secara umum, dialek merupakan bentuk variasi ujaran yang berkembang di wilayah tertentu dalam satu bahasa yang sama. Masing-masing dialek memiliki ciri khas sendiri, namun tetap menunjukkan kesamaan dengan bahasa induknya.

Dialek juga tidak selalu mencakup seluruh bentuk ujaran dalam suatu bahasa, sehingga variasi yang muncul sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan geografis penuturnya.

Perbedaan antara dialek dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

Kata iya dalam dialek Abung sering dilafalkan sebagai iyo, sedangkan dalam dialek Sungkai dilafalkan sebagai iya.

Kata air dalam dialek Tulang Bawang bisa diucapkan sebagai wai, sementara dalam dialek Abung terdengar lebih seperti waiy dengan penambahan konsonan akhir.

Untuk kata pergi, penuturan dialek Abung cenderung mengatakan jak, sedangkan dialek Sungkai menggunakan bentuk yang sedikit berbeda, misalnya jok atau jaké tergantung konteks kalimat.

Perbedaan-perbedaan tersebut menjadi penanda identitas daerah dan kekayaan linguistik yang dimiliki Bahasa Lampung.

Bahasa Lampung memiliki fenomena fonologis yang khas, yaitu homorgan dan geminasi pada posisi antarvokal yaitu di antara dua vokal. Keberagaman dialek ini menunjukkan kekayaan linguistik dan budaya Lampung.

Fungsi Dialek Bahasa Lampung

Ciri-ciri Lafal antar Dialek Lampung

Ciri khas dalam sistem fonologi Bahasa Lampung, menunjukkan adanya perbedaan pelafalan yang khas di antara daerah-daerah penutur. Variasi penggunaan homorgan dan geminasi ini memperlihatkan adanya pemisahan atau perbedaan dialektal antarwilayah, sehingga menjadi penanda penting dalam mengidentifikasi karakteristik fonetis setiap dialek Bahasa Lampung.

Sebagai contoh, menurut buku Kata Tugas Bahasa Lampung Dialek Tulang Bawang yang ditulis oleh Nurlaksana dkk, diketahui bahwa geminasi konsonan di tengah kata seperti penggandaan suara konsonan dapat muncul pada beberapa varietas A Lampung A dan Lampung Nyo Abung, sedangkan dialek Komering hampir tidak memperlihatkan geminasi.

Demikian juga homorgan, yaitu perubahan ke satu jenis bunyi yang sama sering terlihat dalam konteks tertentu di antara vokal sebagai bentuk keseragaman artikulasi antarkata di daerah tertentu.

Sementara itu, preposisi atau kata depan dalam Bahasa Lampung merupakan kata tugas yang muncul di awal frasa dan berfungsi membentuk frasa preposisional. Sesuai namanya, preposisi selalu berada di bagian depan frasa, kemudian diikuti oleh unsur lain berupa nomina, adjektiva, atau verba.

Contoh penggunaan preposisi dalam Bahasa Lampung dapat dilihat pada frasa berikut:

Dari contoh tersebut terlihat bahwa preposisi dapat bergabung dengan berbagai jenis kata untuk membentuk makna tertentu.

Jika ditinjau dari segi bentuk, preposisi dalam Bahasa Lampung dialek Dialek Timur Bahuga (DTB) terbagi menjadi dua jenis:

Itulah rangkuman mengenai ciri khas bahasa Lampung yang menarik untuk menjadi wawasan, semoga bermanfaat ya.

Artikel ini ditulis oleh Aldekum Fatih Rajih, peserta magang Prima PTKI Kementerian Agama RI.

Dalam Sistem Fonologi Bahasa