Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 adalah momen yang paling dinantikan untuk berlibur bersama keluarga dan kerabat terdekat. Ada banyak tempat wisata di Palembang yang bisa disambangi saat libur akhir tahun tiba.
Palembang yang dikenal sebagai Kota Pempek menawarkan berbagai rekomendasi tempat wisata. Kota tertua di Indonesia ini memiliki banyak peninggalan sejarah, budaya, hingga kehidupan perkotaan yang tak kalah menarik.
Rekomendasi tempat wisata di Palembang untuk libur Nataru akan memberikan pengalaman berbeda dengan memadukan modernitas dan jejak Kerajaan Sriwijaya.
Beberapa lokasi wisata telah diidentifikasi sebagai destinasi unggulan dalam Rencana Strategis (RESTRA) Dinas Pariwisata Kota Palembang.
Inilah sederet ulasan tempat wisata yang ada di Kota Palembang mulai dari destinasi sejarah hingga alam. Yuk, simak selengkapnya.
Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) adalah salah ikon yang melekat dengan Kota Palembang. Jembatan ini membentang gagah di atas Sungai Musi.
Keindahan Jembatan Ampera semakin memukau pada malam hari dengan kerlap-kerlip lampu warna-warni. Hal itu menjadikannya sebagai lokasi favorit untuk menikmati panorama kota, terutama saat menyambut pergantian tahun.
Dilansir dari jurnal Analisis Pengembangan Potensi Kawasan Wisata Sungai Musi sebagai Tujuan Wisata di Kota Palembang oleh Mulya dan Yudana, Jembatan Ampera dibangun pada tahun 1962. Itu menjadi simbol modernitas yang berdampingan harmonis dengan warisan sejarah.
BKB berada tepat di tepi Sungai Musi dan bersebelahan dengan Jembatan Ampera. Benteng ini merupakan peninggalan sejarah dari masa Kesultanan Palembang Darussalam yang dulunya berfungsi sebagai keraton keempat dan pusat pemerintahan.
BKB menjadi ruang publik yang bisa dikunjungi setiap waktu. Pengunjung dapat menikmati pemandangan Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Pada akhir tahun 2025, BKB sedang di tahap renovasi.
Pulau Kemaro adalah destinasi unik yang terletak di tengah Sungai Musi dengan jarak sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera. Pulau ini menyimpan nilai sejarah serta budaya yang tidak terlepas dengan kisah cinta Suadagar dari Tiongkok, Tan Bun An dan Siti Fatimah, seorang putri raja.
Legenda tersebut menjadi salah satu daya tarik dari Pulau Kemaro. Sebagaimana disebutkan Nuryanti dan Pidadari lewat jurnal Kualitas Produk Wisata Budaya Dengan Kepuasan Wisatawan Pada Kawasan Pariwisata Tepian Sungai Musi Kota Palembang.
Selain itu, di sana terdapat Pagoda Tian Ti berlantai sembilan yang megah dan Klenteng Hok Tjing Rio. Adanya pagoda tersebut menjadikan Pulau Kemaro sebagai destinasi religi yang sarat akan nilai-nilai budaya.
Pulau Kemaro menawarkan suasana yang tenang dengan panorama luas Sungai Musi. Akses menuju pulau ini biasanya ditempuh melalui jalur air menggunakan perahu dari Dermaga Benteng Kuto Besak.
Kunjungan ke Pulau Kemaro pada masa libur Nataru sangat cocok bagi wisatawan yang mencari ketenangan sekaligus ingin mendalami kekayaan sejarah dan asimilasi budaya di Palembang.
Bagi wisatawan yang mencari suasana alam di tengah kota, bisa memiliki Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu adalah pilihan yang ideal. Dikutip dari jurnal Analisis Pengembangan Taman Wisata Alam Punti Kayu sebagai Daya Tarik Wisata Keluarga di Kota Palembang oleh Meirizka, TWA Punti Kayu merupakan satu-satunya hutan pinus di pusat Palembang dan berfungsi sebagai paru-paru kota.
Tempat wisata ini menawarkan berbagai aktivitas rekreasi dan hiburan keluarga, menjadikannya tempat yang sangat diminati pengunjung, terutama saat libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru.
TWA Punti Kayu memiliki beragam atraksi, mulai dari replika bangunan, sepeda air, hingga wahana edukasi lingkungan dan flying fox. Tapi kamu perlu hati hati membawa barang bawaan, karena ada banyak monyet yang ada di sini.
Peningkatan jumlah pengunjung jelang Nataru menunjukkan popularitas lokasi ini, menjadikannya rekomendasi tempat wisata di Palembang untuk mengisi waktu saat Nataru.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II menempati bangunan kolonial yang dulunya merupakan Istana Kesultanan Palembang Darussalam dan kemudian beralih fungsi menjadi Kantor Residen Belanda.
Lokasinya strategis yakni berada di tepi Sungai Musi. Hal itu menjadikannya sebagai tempat wisata yang mudah dijangkau sekaligus pintu gerbang untuk memahami sejarah Palembang
Di sana terdapat berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang komprehensif, mulai dari arca peninggalan masa Sriwijaya, keramik kuno, hingga atribut Kesultanan Palembang. Kunjungan ke Museum SMB II pada liburan Nataru akan memberikan dimensi edukasi yang mendalam bagi keluarga.
Pengunjung dapat melihat langsung artefak yang menggambarkan evolusi peradaban di Palembang. Mulai dari masa pra-Islam, kejayaan Sriwijaya, hingga masa Kesultanan.
Al-Qur’an Raksasa atau yang dikenal juga dengan Al-Qur’an Al Akbar adalah sebuah karya seni dan kaligrafi Islam yang luar biasa dan menjadi daya tarik religi unik di Palembang.
Dari Perancangan Interior Mushola Al-Qur’an Akbar di Palembang oleh Utomo, Al-Qur’an ini dipahat pada lembaran-lembaran kayu berukuran besar, dengan tinggi mencapai 1,77 meter dan lebar 1,40 meter per lembar. Total keseluruhan Al-Qur’an ini terdiri dari 30 juz.
Lokasi ini menjadi destinasi yang sangat berharga bagi wisatawan yang mencari ketenangan spiritual sekaligus mengagumi keahlian artistik lokal. Mengunjungi Al-Qur’an Raksasa adalah pengalaman yang tak terlupakan, menunjukkan tingginya nilai seni dan keagamaan yang dianut masyarakat Palembang.
Keunikan dan kemegahannya menjadikan tempat ini wajib masuk dalam daftar rekomendasi tempat wisata di Palembang, khususnya bagi umat Islam. Walau begitu, penganut agama lain akan disambut dengan ramah selayaknya penjung lain. Perlu diketahui, bagi perempuan tak berhijab akan dipinjamkan oleh pihak pengelola.
Kampung Kapitan adalah salah satu kawasan bersejarah di Palembang yang dulunya merupakan permukiman khusus bagi komunitas Tionghoa pada masa Kesultanan Palembang.
Terletak tidak jauh dari Jembatan Ampera, kawasan ini menampilkan arsitektur rumah tradisional Tionghoa yang unik dan sebagian besar bangunannya masih dalam bentuk asli.
Keberadaan kampung Kapitan menjadi bukti nyata akulturasi budaya yang telah berlangsung ratusan tahun di Palembang. Berjalan-jalan di Kampung Kapitan saat libur Nataru memberikan kesempatan untuk menikmati suasana Palembang tempo dulu.
Kawasan ini ideal untuk berfoto dengan latar belakang bangunan-bangunan tua yang estetik dan mempelajari bagaimana interaksi budaya membentuk identitas kota. Suasananya yang tenang dan otentik menawarkan jeda dari hiruk pikuk perayaan di pusat kota.
Masjid Agung Palembang merupakan salah satu masjid tertua dan terbesar di Sumatera Selatan. Masjid ini dibangun pada tahun 1738 pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I.
Dilansir jurnal Analisis Arsitektur Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang ditulis oleh Aziz, arsitektur Masjid Agung yang megah memadukan unsur-unsur tradisional Palembang, Jawa, Tiongkok, dan Eropa. Hal itu menjadikannya simbol toleransi dan kekayaan budaya di kota ini.
Struktur atap bertingkat tiga menunjukkan pengaruh arsitektur Nusantara. Sementara sentuhan Tiongkok terlihat pada beberapa ornamennya.
Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya. Lokasinya berada di pusat kota, dekat dengan Jembatan Ampera.
Monumen Perjuangan Rakyat atau Monpera adalah tugu peringatan yang didirikan untuk menghormati jasa para pahlawan yang gugur dalam Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang melawan Belanda.
Monumen ini memiliki bentuk dasar menyerupai bunga melati berhelai lima yang melambangkan keharuman pengorbanan pahlawan dan lima wilayah keresidenan Sumatera Selatan pada saat itu.
Terletak strategis di pusat kota, Monpera sering menjadi salah satu titik kumpul masyarakat. Di dalam komplek monumen ini terdapat museum yang menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Palembang.
Kunjungan ke Monpera pada libur akhir tahun sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai sejarah dan nasionalisme bagi keluarga.
Itulah 9 rekomendasi tempat wisata di Palembang untuk liburan Natal dan Tahun Baru. Jangan lupa mampir, ya.
Artikel ini ditulis oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama
9 Tempat Wisata di Palembang untuk Libur Nataru
1. Jembatan Ampera
2. Kawasan Benteng Kuto Besak (BKB)
3. Pulau Kemaro
4. Taman Wisata Alam Punti Kayu
5. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II)
6. Al-Qur’an Raksasa di Gandus
7. Kampung Kapitan
8. Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I
9. Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera)
BKB berada tepat di tepi Sungai Musi dan bersebelahan dengan Jembatan Ampera. Benteng ini merupakan peninggalan sejarah dari masa Kesultanan Palembang Darussalam yang dulunya berfungsi sebagai keraton keempat dan pusat pemerintahan.
BKB menjadi ruang publik yang bisa dikunjungi setiap waktu. Pengunjung dapat menikmati pemandangan Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Pada akhir tahun 2025, BKB sedang di tahap renovasi.
Pulau Kemaro adalah destinasi unik yang terletak di tengah Sungai Musi dengan jarak sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera. Pulau ini menyimpan nilai sejarah serta budaya yang tidak terlepas dengan kisah cinta Suadagar dari Tiongkok, Tan Bun An dan Siti Fatimah, seorang putri raja.
Legenda tersebut menjadi salah satu daya tarik dari Pulau Kemaro. Sebagaimana disebutkan Nuryanti dan Pidadari lewat jurnal Kualitas Produk Wisata Budaya Dengan Kepuasan Wisatawan Pada Kawasan Pariwisata Tepian Sungai Musi Kota Palembang.
Selain itu, di sana terdapat Pagoda Tian Ti berlantai sembilan yang megah dan Klenteng Hok Tjing Rio. Adanya pagoda tersebut menjadikan Pulau Kemaro sebagai destinasi religi yang sarat akan nilai-nilai budaya.
Pulau Kemaro menawarkan suasana yang tenang dengan panorama luas Sungai Musi. Akses menuju pulau ini biasanya ditempuh melalui jalur air menggunakan perahu dari Dermaga Benteng Kuto Besak.
Kunjungan ke Pulau Kemaro pada masa libur Nataru sangat cocok bagi wisatawan yang mencari ketenangan sekaligus ingin mendalami kekayaan sejarah dan asimilasi budaya di Palembang.
2. Kawasan Benteng Kuto Besak (BKB)
3. Pulau Kemaro
Bagi wisatawan yang mencari suasana alam di tengah kota, bisa memiliki Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu adalah pilihan yang ideal. Dikutip dari jurnal Analisis Pengembangan Taman Wisata Alam Punti Kayu sebagai Daya Tarik Wisata Keluarga di Kota Palembang oleh Meirizka, TWA Punti Kayu merupakan satu-satunya hutan pinus di pusat Palembang dan berfungsi sebagai paru-paru kota.
Tempat wisata ini menawarkan berbagai aktivitas rekreasi dan hiburan keluarga, menjadikannya tempat yang sangat diminati pengunjung, terutama saat libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru.
TWA Punti Kayu memiliki beragam atraksi, mulai dari replika bangunan, sepeda air, hingga wahana edukasi lingkungan dan flying fox. Tapi kamu perlu hati hati membawa barang bawaan, karena ada banyak monyet yang ada di sini.
Peningkatan jumlah pengunjung jelang Nataru menunjukkan popularitas lokasi ini, menjadikannya rekomendasi tempat wisata di Palembang untuk mengisi waktu saat Nataru.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II menempati bangunan kolonial yang dulunya merupakan Istana Kesultanan Palembang Darussalam dan kemudian beralih fungsi menjadi Kantor Residen Belanda.
Lokasinya strategis yakni berada di tepi Sungai Musi. Hal itu menjadikannya sebagai tempat wisata yang mudah dijangkau sekaligus pintu gerbang untuk memahami sejarah Palembang
Di sana terdapat berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang komprehensif, mulai dari arca peninggalan masa Sriwijaya, keramik kuno, hingga atribut Kesultanan Palembang. Kunjungan ke Museum SMB II pada liburan Nataru akan memberikan dimensi edukasi yang mendalam bagi keluarga.
Pengunjung dapat melihat langsung artefak yang menggambarkan evolusi peradaban di Palembang. Mulai dari masa pra-Islam, kejayaan Sriwijaya, hingga masa Kesultanan.
4. Taman Wisata Alam Punti Kayu
5. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II)
Al-Qur’an Raksasa atau yang dikenal juga dengan Al-Qur’an Al Akbar adalah sebuah karya seni dan kaligrafi Islam yang luar biasa dan menjadi daya tarik religi unik di Palembang.
Dari Perancangan Interior Mushola Al-Qur’an Akbar di Palembang oleh Utomo, Al-Qur’an ini dipahat pada lembaran-lembaran kayu berukuran besar, dengan tinggi mencapai 1,77 meter dan lebar 1,40 meter per lembar. Total keseluruhan Al-Qur’an ini terdiri dari 30 juz.
Lokasi ini menjadi destinasi yang sangat berharga bagi wisatawan yang mencari ketenangan spiritual sekaligus mengagumi keahlian artistik lokal. Mengunjungi Al-Qur’an Raksasa adalah pengalaman yang tak terlupakan, menunjukkan tingginya nilai seni dan keagamaan yang dianut masyarakat Palembang.
Keunikan dan kemegahannya menjadikan tempat ini wajib masuk dalam daftar rekomendasi tempat wisata di Palembang, khususnya bagi umat Islam. Walau begitu, penganut agama lain akan disambut dengan ramah selayaknya penjung lain. Perlu diketahui, bagi perempuan tak berhijab akan dipinjamkan oleh pihak pengelola.
Kampung Kapitan adalah salah satu kawasan bersejarah di Palembang yang dulunya merupakan permukiman khusus bagi komunitas Tionghoa pada masa Kesultanan Palembang.
Terletak tidak jauh dari Jembatan Ampera, kawasan ini menampilkan arsitektur rumah tradisional Tionghoa yang unik dan sebagian besar bangunannya masih dalam bentuk asli.
Keberadaan kampung Kapitan menjadi bukti nyata akulturasi budaya yang telah berlangsung ratusan tahun di Palembang. Berjalan-jalan di Kampung Kapitan saat libur Nataru memberikan kesempatan untuk menikmati suasana Palembang tempo dulu.
Kawasan ini ideal untuk berfoto dengan latar belakang bangunan-bangunan tua yang estetik dan mempelajari bagaimana interaksi budaya membentuk identitas kota. Suasananya yang tenang dan otentik menawarkan jeda dari hiruk pikuk perayaan di pusat kota.
6. Al-Qur’an Raksasa di Gandus
7. Kampung Kapitan
Masjid Agung Palembang merupakan salah satu masjid tertua dan terbesar di Sumatera Selatan. Masjid ini dibangun pada tahun 1738 pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I.
Dilansir jurnal Analisis Arsitektur Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang ditulis oleh Aziz, arsitektur Masjid Agung yang megah memadukan unsur-unsur tradisional Palembang, Jawa, Tiongkok, dan Eropa. Hal itu menjadikannya simbol toleransi dan kekayaan budaya di kota ini.
Struktur atap bertingkat tiga menunjukkan pengaruh arsitektur Nusantara. Sementara sentuhan Tiongkok terlihat pada beberapa ornamennya.
Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya. Lokasinya berada di pusat kota, dekat dengan Jembatan Ampera.
Monumen Perjuangan Rakyat atau Monpera adalah tugu peringatan yang didirikan untuk menghormati jasa para pahlawan yang gugur dalam Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang melawan Belanda.
Monumen ini memiliki bentuk dasar menyerupai bunga melati berhelai lima yang melambangkan keharuman pengorbanan pahlawan dan lima wilayah keresidenan Sumatera Selatan pada saat itu.
Terletak strategis di pusat kota, Monpera sering menjadi salah satu titik kumpul masyarakat. Di dalam komplek monumen ini terdapat museum yang menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Palembang.
Kunjungan ke Monpera pada libur akhir tahun sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai sejarah dan nasionalisme bagi keluarga.
Itulah 9 rekomendasi tempat wisata di Palembang untuk liburan Natal dan Tahun Baru. Jangan lupa mampir, ya.
Artikel ini ditulis oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama
