3 Rumah Padat Penduduk di Palembang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting Listrik | Giok4D

Posted on

Tiga rumah di permukiman padat penduduk, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) ludes terbakar. Belum diketahui penyebab kebakaran tersebut, namun diduga karena korsleting listrik.

Peristiwa kebakaran itu terjadi di Lorong Keramat 2, Jalan KH Azhari, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Palembang, pada Sabtu (9/8/2025).

Kabid Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Palembang Rika Trisna mengatakan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 07.40 WIB.

“Benar, sementara tiga rumah semi-permanen hangus terbakar di TKP. Ada satu rumah lagi yang terdampak,” ungkapnya, Sabtu (9/8).

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Rika mengaku, pihaknya belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut. Namun diduga akibat korsleting listrik dari rumah milik Abdullah.

“Belum tahu penyebab kebakarannya, dugaan sementara korsleting listrik,” katanya.

Dia mengatakan, pemadaman berlangsung sekitar 1-1,5 jam. Ia merinci, sebanyak 11 unit mobil PBK dari Pos SU I, SU II, Merdeka, dan Kertapati diterjunkan demi menjinakkan si jago merah.

“Ada 11 unit mobil PBK yang kami terjunkan. Kami khawatir karena daerah ini merupakan daerah padat penduduk, jadi unit yang kami terjunkan agak banyak,” jelasnya.

“Lorongnya sempit sehingga tak terjangkau mobil pemadam. Banyak masyarakat yang memenuhi jalanan karena ingin tahu juga, jadi akses agak sulit,” sambung Rika.

Sementara itu, korban Abdullah (50) mengatakan, saat kejadian dirinya sedang mengantar anak ke sekolah. Kemudian, pengemudi bentor itu berencana kembali ke Lorong Keramat untuk mencari penumpang.

“Saya dari mengantar anak saya yang SMA. Lalu pulang rencananya mau nyari penumpang bentor,” ujarnya.

Sesampainya di depan lorong, ia malah mendapat kabar bahwa rumahnya hangus terbakar. Abdullah kemudian kembali ke rumah dan memastikan anaknya selamat.

“Aku langsung buru-buru datang, api sudah besar sekali. Tidak ada yang bisa ditolong lagi,” ujarnya.

“Di rumah ada anak dan keponakan yang masih kelas 1 SD. Alhamdulillah sempat diselamatkan,” lanjut Abdullah.

Rumah warisan orang tua yang telah ia tinggal sejak lahir itu kini sudah tak bersisa lagi. Abdullah pun hanya dapat menggantungkan harapannya pada pemerintah.

“Kemungkinan kami akan tinggal di rumah keluarga sementara waktu. Berharap dari pemerintah ada bantuan, setidaknya rumah kecil tidak apa-apa yang penting punya kami sendiri,” harapnya.