Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung masih menunggu arahan resmi dari pemerintah pusat terkait temuan kontaminasi radioaktif Cesium-137 pada produk cengkeh di daerah tersebut.
Kepala Dinas Kominfotik Lampung, Ganjar Jationo, mengatakan pihaknya tidak akan mengambil langkah sendiri sebelum ada petunjuk dari Satgas Penanganan Cesium-137 yang dibentuk pemerintah pusat.
“Karena ini menyangkut kebijakan perdagangan luar negeri, tentu kami menunggu arahan dari Satgas Penanganan Cesium-137,” katanya, Kamis (16/10/2025).
Ganjar menyebut saat ini pemerintah pusat memfokuskan penanganan awal pada wilayah lain yang lebih dulu terdeteksi, seperti Serang, Banten. Namun, ia memastikan Lampung juga sudah masuk radar penanganan.
“Saya yakin pemerintah pusat juga sudah mempersiapkan langkah-langkah untuk Lampung,” ujarnya.
Menurut Ganjar, daerah tidak bisa bertindak sepihak karena penanganan zat radioaktif membutuhkan keahlian dan fasilitas khusus yang dimiliki pemerintah pusat.
“Tim Satgas ini lintas kementerian dan melibatkan para ahli. Jadi kami di daerah menunggu arahan dan rekomendasi resmi,” jelas Ganjar.
Ia menambahkan, langkah yang diambil harus selaras dengan pemerintah pusat agar tidak mengganggu diplomasi ekonomi Indonesia dengan mitra dagang luar negeri.
“Daerah harus sejalan dengan pusat, supaya tidak ada salah langkah yang berdampak pada hubungan perdagangan internasional,” tegasnya.
Hingga kini, Pemprov Lampung belum menerima surat resmi atau rekomendasi dari pusat terkait penanganan kasus ini.
“Tentu kami yakin pemerintah pusat sudah melakukan mitigasi. Lebih baik menunggu hasil resmi daripada berspekulasi,” tutup Ganjar.
Sebelumnya, dikutip dari infoFinance, Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 Bara Krishna Hasibuan mengatakan usai mendapatkan laporan resmi dari FDA, Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 melalui Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) langsung mengirim tim untuk meninjau ketiga lokasi, mulai dari lokasi perkebunan hingga lokasi pengolahan cengkeh. Bara menyebut lokasi pengolahan cengkeh terletak di Surabaya.
“Jadi lokasi pengolahan itu memang ada di Surabaya dan mereka membelinya itu dari dua sources, satu perkebunan di Pati, Jawa Tengah dan satu lagi di Lampung untuk melakukan pengecekan dan verifikasi,” kata Bara dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Senin (13/10/2025).
Hasilnya, Bara menyebut bahwa terjadi kontaminasi Cs-137 di perkebunan di Lampung. Namun, kontaminasi radioaktif tersebut ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas di wilayah maupun komoditas lainnya.