Sumatera Selatan mendapat bantuan helikopter patroli udara untuk penanganan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Helikopter ini untuk memperkuat penanganan dan penyisiran lokasi yang terpantau hotspot.
Sebelumnya, Sumsel juga mendapat bantuan helikopter water bombing pada Kamis (9/10) lalu. Sehingga, kini terdapat 5 unit helikopter water bombing yang standby di Sumsel.
“Kita dapat bantuan lagi helikopter patroli udara untuk penanganan karhutla. Helikopter ini untuk menggantikan helikopter lain yang sudah habis misi di Sumsel. Jadi, untuk patroli udara tetap 2 unit,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Minggu (12/10/2025).
Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan verifikasi helikopter patroli udara telah dilakukan tim PPK BNPB di Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Palembang pada Jumat (10/10) lalu. Tipe helikopter itu yakni PK-KFP/Bell 206 B3.
“Saat ini kita masih menunggu proses administrasinya. Sembari menunggu, 2 helikopter patroli udara masih tetap standby untuk pemantauan hotspot,” katanya.
Sudirman menyebut, upaya pemantauan hotspot dan karhutla masih terus dilakukan, meski hujan sudah terjadi di Sumsel. Pemantauan melalui udara dinilai cukup efektif karena dapat mengetahui lokasi karhutla yang tidak terpantau satgas darat.
“Iya, hujan juga belum merata di Sumsel sehingga potensi karhutla masih ada. Lebih baik kita siaga sebelum karhutla meluas,” katanya.
Menurutnya, status siaga bencana asap akibat karhutla di tingkat provinsi belum ada perbaikan. Status masih berlaku hingga 31 November mendatang. Sehingga, antisipasi masih akan dilakukan hingga akhir penetapannya.