Sumsel dan Sumbar Berkolaborasi Jaga Stabilitas Harga Pangan baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Upaya menahan laju inflasi di tengah ketidakpastian ekonomi global terus dilakukan. Salah satunya dengan memperkuat kerja sama antar wilayah.

Itulah yang kini digagas oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui penandatanganan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) yang fokus pada ketersediaan dan stabilisasi harga bahan pangan pokok.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Penandatangan telah dilakukan pada 22 Oktober 2025 antara Sekretaris Daerah Sumatera Selatan Edward Candra bersama Sekretaris Daerah Sumatera Barat, Arry Yuswandi. Kegiatan ini juga diikuti oleh sejumlah daerah di Sumatera Selatan, yaitu Kota Palembang, Kota Lubuklinggau, OKI, Muara Enim,Musi Rawas.

“Dengan adanya KAD diharapkan dapat memperkuat mekanisme supply chain antar daerah, sekaligus menghubungkan kekuatan produksi, distribusi, dan konsumsi di dua provinsi besar di Pulau Sumatera,”ujar Sekretaris Daerah Sumsel, Edward Candra.

Bidang yang dikerjasamakan meliputi ketahanan pangan, perdagangan dan investasi, pariwisata, kebudayaan, kelautan dan perikanan, serta pengendalian inflasi. Kolaborasi ini juga mendukung strategi pengendalian inflasi nasional melalui empat pilar utama: Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif (4K).

Langkah kongkret dari kerjasama ini langsung ditandai dengan pengiriman komoditas bawang merah sebanyak 14 ton dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat ke Kota Palembang.

Pengiriman bawang merah tersebut akan disalurkan ke wilayah Sumatera Selatan melalui Pasar Induk Jakabaring, guna mendukung pemenuhan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas pangan di wilayah Sumsel yang selama ini masih mengalami defisit.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono menyampaikan apresiasi pelaksanaan kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk menjaga inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada September 2025 tercatat sebesar 3,44% (yoy), masih berada dalam sasaran inflasi Nasional. Komoditas cabai dan bawang merah merupakan komoditas penyumbang utama inflasi Sumsel, seiring dengan masih defisitnya kedua komoditas tersebut.

Sementara di sisi lain, komoditas bawang merah menjadi komoditas yang mengalami surplus di Provinsi Sumatera Barat yang juga menjadi salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Pulau Sumatera.

“Pengiriman itu menjadi simbol kerja sama business-to-business antara distributor Palembang dan produsen bawang di Solok, yang diharapkan bisa menekan defisit komoditas bawang merah di Sumsel,”ujarnya.

Kerja sama Provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Barat diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua daerah.

“Ke depannya Bank Indonesia Sumatera Selatan bersama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan para pemangku kepentingan terkait akan terus bersinergi menjaga inflasi agar sesuai dengan sasaran inflasi yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *