Suhu di Sumsel Capai 34 Derajat, Ini Penjelasan BMKG

Posted on

Suhu di Sumatera Selatan (Sumsel) dalam beberapa hari terakhir ini mencapai 34 hingga 35 derajat. Ini penjelasan BMKG Sumsel.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel Wandayantolis mengatakan faktor utama penyebab suhu panas ekstrem ini adalah gerak semu matahari yang menuju Belahan Bumi Selatan (BBS) setelah melewati Sumsel.

Energi panas yang disimpan oleh daratan dan lautan terlepas sesaat setelah titik kulminasi matahari sudah tidak di atas Sumsel. Kata dia, ini namanya disebut thermal lag.

“Pelepasan panas inilah yang kemudian menyebabkan suhu kita menjadi terasa panas,” jelasnya, Kamis (16/10/2025).

Wandayantolis mengatakan, kondisi ini
sebenarnya pola normal yang berulang setiap tahun di mana Sumsel sedang menuju puncak suhu maksimum di akhir Oktober.

“Faktor kedua adalah suhu muka laut di wilayah Indonesia yang memang lebih hangat dari biasanya. Ini ikut memanaskan udara di daratan,” katanya.

Faktor ketiga, lanjutnya, adalah dry spell atau jeda hujan selama beberapa hari ini yang menyebabkan penyinaran matahari yang sampai permukaan bumi menjadi optimal sehingga memanaskan daratan dan udara.

Ditambahkan Wandayantolis, untuk saat ini suhu panas ini masih dalam kategori normal. Namun, masyarakat dan pemda tetap waspada dengan karhutla yang masih mengintai.

“Karena terjadi jeda hujan makan tingkat kemudahan terbakar jadi meningkat,” katanya.

Wandayantolis pun mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas yang lama di luar ruangan.

“Banyak mengonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi,” ujarnya.

Masih dikatakan Wandayantolis, untuk cuaca panas ini secara pola akan terjadi hingga akhir Oktober. Perubahan ini terjadi seiring dengan datangnya musim penghujan dan meningkatnya tutup awan.

“Cuaca panas ini secara pola akan mereda akhir Oktober. Namun jika ada hujan dalam beberapa hari, biasanya akan cukup sejuk,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *