Serunya Bermain Sambil Belajar Sains di Graha Teknologi Sriwijaya | Info Giok4D

Posted on

Kota Palembang memiliki segudang destinasi wisata yang cocok jadi pilihan sesuai kebutuhan. Jika ingin berwisata edukasi, Graha Teknologi Sriwijaya bisa masuk ke dalam rencana infoers.

Pusat Iptek Sumatera Selatan (Sumsel) ini terletak di Komplek Taman Budaya Sriwijaya, Jalan Seniman Amri Yahya, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.

Laboratorium sains raksasa di Sumsel ini memiliki 3 lantai. Di lantai pertama, pengunjung akan disambut oleh pihak Graha Teknologi Sriwijaya dan pemandu. Terdapat juga beberapa teknologi seperti melukis dengan cahaya dan replika pesawat tanpa awak.

Naik ke lantai 2, terdapat banyak alat peraga yang dapat dimainkan oleh para siswa untuk belajar sains secara interaktif seperti harap tanpa dawai atau bermain sepeda dengan tengkorak. Di lantai paling atas, pengunjung dapat menikmati teknologi 4D dan Ruang Cahaya yang memukau.

Kepala UPTD Graha Teknologi Sriwijaya Subhan Al Rasyid mengatakan, ada sekitar 120 alat peraga yang dipamerkan di Graha Teknologi Sriwijaya yang didapatkan dari inovasi guru serta siswa se-Sumsel.

Selain itu, ada juga alat hibah dari Indonesia Science Center yang dulunya bernama PP-IPTEK, seperti harpa tanpa dawai, anagraf, sepeda tengkorak, timbangan raksasa, dan parabola suara.

“Ada 120 alat peraga yang mayoritas didapat dari kerja sama kami dengan Indonesia Science Center (dulu PP-IPTEK). Selain itu juga inovasi guru dan siswa se-Sumsel,” ujarnya saat ditemui, Rabu (22/10/2025).

Telah berdiri sejak 19 Desember 2004, Subhan menyebut pihaknya terus berinovasi agar pengunjung tak bosan melihat teknologi yang itu-itu saja. Terbaru, Graha Teknologi Sriwijaya menampilkan berbagai teknologi baru seperti Virtual Reality atau VR.

“Kami berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk alat peraga baru, sepeti VR, Rumah Cahaya, 4D, dan melukis dengan sinar (di tembok). Selain itu juga tahun depan (2026) insya Allah ada budidaya ternak jangkrik dan hidroponik,” jelas Subhan.

Graha Teknologi Sriwijaya tak hanya dibuka untuk pelajar. Pengunjung umum yang ingin belajar juga diperbolehkan datang di jam operasional, Senin-Jumat pukul 07.30-16.00 WIB. Biaya retribusinya, kata dia, hanya Rp 3 ribu per orang.

“Pengunjung dapat datang pada jam operasional kami. Jika ada dari sekolah yang hendak berkunjung, dapat menghubungi kami untuk disiapkan sesuai kebutuhan,” jelas dia.

Selain alat peraga yang tersedia, kata Subhan, Graha Teknologi Sriwijaya juga menyediakan demo sains. Teknologi seperti roket air dan robotik akan diperagakan langsung oleh ahli yang disediakan pihaknya.

“Kami ada demo sains seperti roket air dan robotik yang sering dilombakan. Kalau siswa dari Sumsel mau lomba, baik tingkat provinsi maupun nasional, disalurkan melalui kami,” ujarnya.

Graha Teknologi Sriwijaya menjadi tujuan andalan untuk sekolah di Sumsel yang ingin mengadakan study tour atau wisata edukasi. Salah satunya adalah SMPN 5 Banyuasin I.

Kepala SMPN 5 Banyasin I Edy Chandra menyebut dirinya memboyong siswa kelas 8 untuk belajar di Graha Teknologi Sriwijaya. Setidaknya, 64 siswa ikut mempelajari yang ada di mini PP-IPTEK tersebut.

“Kami baru tahun ini datang ke Graha Teknologi Sriwijaya. Ini merupakan co-kurikuler yang ada di kelas 8. Ada beberapa siswa dari kelas 7 dan 9 yang mau ikut, kami persilakan,” katanya.

Edy mengaku tak menyesal menjadikan Graha Teknologi Sriwijaya sebagai destinasi study tour tahun ini. Menurutnya, alat-alat yang ada di sana memberikan wawasan baru bagi para murid.

“Gratek ini memiliki berbagai dasar ilmu pengetahuan. Jadi anak-anak setidaknya mengetahui dasar-dasar teknologi,” jelasnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Setelah mengadakan kunjungan ke sini, kami sangat berharap anak-anak memiliki wawasan tentang teknologi untuk diterapkan baik di sekolah maupun kehidupan sehari-hari,” katanya.

Salah satu siswi, Chika Aulia (13) juga menceritakan suka citanya datang ke Graha Teknologi Sriwijaya. Dia mengaku senang mempraktekkan langsung alat-alat yang selama ini hanya bisa dilihat di buku maupun internet.

“Kesannya datang ke sini seru, alat-alatnya sangat menarik. Banyak permainan teknologi yang bisa kami terapkan di sekolah nanti,” ungkapnya.

“Paling suka alat miniatur gelombang tsunami. Seru lihatnya, jadi tau simulasi tsunami bagaimana,” tambah Chika.

Peserta ekstrakurikuler Pramuka itu berharap, alat-alat tersebut dapat diterapkan di sekolah. Hal ini supaya mereka bisa belajar tanpa harus jauh-jauh ke Palembang.

“Sudah lama mau ke sini. Harapannya semoga bisa diterapkan di sekolah, semoga ada alat-alat seperti ini untuk prakteknya,” harap Chika.


Selain alat peraga yang tersedia, kata Subhan, Graha Teknologi Sriwijaya juga menyediakan demo sains. Teknologi seperti roket air dan robotik akan diperagakan langsung oleh ahli yang disediakan pihaknya.

“Kami ada demo sains seperti roket air dan robotik yang sering dilombakan. Kalau siswa dari Sumsel mau lomba, baik tingkat provinsi maupun nasional, disalurkan melalui kami,” ujarnya.

Graha Teknologi Sriwijaya menjadi tujuan andalan untuk sekolah di Sumsel yang ingin mengadakan study tour atau wisata edukasi. Salah satunya adalah SMPN 5 Banyuasin I.

Kepala SMPN 5 Banyasin I Edy Chandra menyebut dirinya memboyong siswa kelas 8 untuk belajar di Graha Teknologi Sriwijaya. Setidaknya, 64 siswa ikut mempelajari yang ada di mini PP-IPTEK tersebut.

“Kami baru tahun ini datang ke Graha Teknologi Sriwijaya. Ini merupakan co-kurikuler yang ada di kelas 8. Ada beberapa siswa dari kelas 7 dan 9 yang mau ikut, kami persilakan,” katanya.

Edy mengaku tak menyesal menjadikan Graha Teknologi Sriwijaya sebagai destinasi study tour tahun ini. Menurutnya, alat-alat yang ada di sana memberikan wawasan baru bagi para murid.

“Gratek ini memiliki berbagai dasar ilmu pengetahuan. Jadi anak-anak setidaknya mengetahui dasar-dasar teknologi,” jelasnya.

“Setelah mengadakan kunjungan ke sini, kami sangat berharap anak-anak memiliki wawasan tentang teknologi untuk diterapkan baik di sekolah maupun kehidupan sehari-hari,” katanya.

Salah satu siswi, Chika Aulia (13) juga menceritakan suka citanya datang ke Graha Teknologi Sriwijaya. Dia mengaku senang mempraktekkan langsung alat-alat yang selama ini hanya bisa dilihat di buku maupun internet.

“Kesannya datang ke sini seru, alat-alatnya sangat menarik. Banyak permainan teknologi yang bisa kami terapkan di sekolah nanti,” ungkapnya.

“Paling suka alat miniatur gelombang tsunami. Seru lihatnya, jadi tau simulasi tsunami bagaimana,” tambah Chika.

Peserta ekstrakurikuler Pramuka itu berharap, alat-alat tersebut dapat diterapkan di sekolah. Hal ini supaya mereka bisa belajar tanpa harus jauh-jauh ke Palembang.

“Sudah lama mau ke sini. Harapannya semoga bisa diterapkan di sekolah, semoga ada alat-alat seperti ini untuk prakteknya,” harap Chika.