Sanksi Dokter YS Tendang Testis Peserta PPDS Unsri, RSMH: Tunggu Kemenkes

Posted on

Dokter YS, konsulen di RSMH Palembang sudah dinonaktifkan usai menendang testis peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya. Dia dinonaktifkan sebagai pengajar dan pelayanan di RSMH Palembang tersebut terhitung 22 April 2025. Lantas apa sanksi lain yang diterima Dokter YS?

Direktur Utama RSMH, dr Siti Khalimah mengatakan, Dokter YS merupakan ASN Kementerian Kesehatan RI. Sehingga pihaknya hanya bisa menonaktifkan Dokter YS dari tugasnya di RSMH Palembang. Sementara untuk sanksi tegas lainnya, menunggu dari Kemenkes.

“Sekarang dia kami serahkan ke Kementerian Kesehatan, karena dia ASN Kemenkes,” kata Siti, Rabu (23/4/2025).

“Sembari menunggu sanksi apa dari Kemenkes, Dokter YS kami nonaktifkan baik tugasnya sebagai konsulen di rumah sakit maupun pengajar terhitung 22 April 2025,” lanjutnya.

Dokter YS dinonaktifkan karena terbukti melakukan kekerasan terhadap peserta PPDS Unsri berinisial S saat melakukan kunjungan pasien di ruang ICU RSMH Palembang pada Minggu (20/4/2025).

Aksi Dokter YS ini viral di media sosial. Lalu, pihak RSMH melakukan investigasi dengan menanyai langsung Dokter YS. Dokter YS ini pun mengakui perbuatannya telah menendang testis peserta PPDS Unsri tersebut.

Siti menerangkan kekerasan yang dialami PPDS berinisial S tersebut dipicu karena ketidakpuasan konsulen terhadap kinerja PPDS tersebut sehingga menimbulkan kemarahan hingga melakukan tindakan kekerasan fisik kepada PPDS.

“Peristiwa tersebut memang terekam CCTV di mana Dokter YS menendang korban S yang mengenai alat vitalnya hingga mengalami lebam dan langsung mendapatkan tindakan medis di ruang IGD,” ungkapnya.

Menurut Siti, usai kejadian tersebut dan dari hasil tim investigasi serta setelah mengumpulkan cukup bukti dengan memanggil saksi-saksi.

Dari pengakuan Dokter YS, kata Siti, dia mengakui bahwa memang ia melakukan kekerasan fisik terhadap korban S. Setelah mendengarkan penjelasan dari Dokter YS, maka RSMH membuat beberapa keputusan, salah satunya menonaktifkan Dokter YS sebagai dokter konsulen RSMH.

Diberitakan sebelumnya, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya berinisial S yang testisnya ditendang Dokter YS sudah kembali beraktivitas. Sebelumnya, korban kekerasan oleh konsulennya sendiri itu sempat dirawat di IGD RSMH Palembang usai kejadian.

Diketahui, aksi kekerasan itu terjadi pada Minggu (22/4/2025) di ruang ICU RSMH Palembang saat keduanya melakukan kunjungan pasien. Usai kejadian, korban sudah kembali beraktivitas seperti biasa.

Direktur Utama RSMH, dr Siti Khalimah mengatakan saat ini peserta PPDS tersebut sudah kembali beraktivitas seperti biasa usai kejadian tersebut.

“Peserta PPDS tersebut memang melakukan visum karena untuk melihat lukanya seperti apa, tetapi besoknya peserta PPDS tersebut sudah kembali beraktivitas lagi seperti biasanya dan baik-baik saja, tidak dirawat,” katanya, Rabu (23/4/2025).

Siti menyebut, saat ini Dokter YS sudah dinonaktifkan terkait hal tersebut. Selain dinonaktifkan sebagai konsulen di RSMH, saat ini Dokter YS juga sedang ditindaklanjuti oleh Kemenkes.

“Kami sudah mengambil keputusan sejak terjadinya kasus tersebut pada Minggu (22/4/2025), Dokter YS sudah kami nonaktifkan bagi dari segi pelayanan maupun pendidikan,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *