Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Kota Pangkalpinang angkat bicara soal bayi berusia 11 bulan berinisial AZ yang meninggal diduga diduga telat ditangani. Pihak RSBT memastikan telah memberikan pelayanan medis dengan maksimal.
“Sejak pasien pertama kali mendapat perawatan, seluruh tim medis telah berupaya maksimal, memberikan pertolongan sesuai prosedur dan standar pelayanan medis yang berlaku,” kata Direktur RSBT Pangkalpinang dr R Agus Subarkah dari keterangan tertulis yang diterima infoSumbagsel, Rabu (3/9/2025).
“Berbagai langkah penyelamatan telah dilakukan dengan sepenuh hati, namun Tuhan berkehendak lain,” sambungnya.
Saat ini, pihak rumah sakit sedang melakukan investigasi atas dugaan kasus tersebut. Terkait penyakit yang diderita pasien, kata Agus, itu merupakan bagian dari privasi keluarga.
“Kami memahami betapa besar rasa kehilangan dan kesedihan yang dirasakan keluarga. Dalam situasi ini, kami menghormati sepenuhnya privasi keluarga, sehingga kami tidak dapat menyampaikan detail medis pasien demi menjaga kerahasiaan rekam medis serta mematuhi etika kedokteran,” terangnya.
Agus mengungkapkan dalam proses pemulangan jenazah korban AZ, telah dilakukan secara penuh penghormatan. Pihak rumah sakit juga menyampaikan turut berduka cita atas wafatnya AZ.
“Proses pemulangan jenazah telah dilaksanakan dengan penuh penghormatan setelah seluruh prosedur medis dan administratif selesai,” ungkapnya.
“Meninggalnya pasien bayi usia 11 bulan. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya seorang pasien bayi AZ berusia 11 bulan pada hari Selasa, tanggal 02/09/2025 Kami turut berbelasungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang bayi berusia 11 bulan berinisial AZ meninggal dunia akibat diduga telat ditangani oleh pihak Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Kota Pangkalpinang. Video meninggalnya AZ viral di media sosial (medsos).
Video dugaan kelailainan penanganan tersebut diunggah ke media sosial. Ibu AZ, Ayi menyebut kasus ini bermula ketika anaknya mengalami sakit perut (diare) dan sering buang air besar (BAB). Anaknya meninggal pada Selasa (2/9) dini hari dan masuk RS Senin (1/9/2025).
“Kejadiannya waktu anak saya di rawat inap di rumah Sakit Bakti Timah karena sakit BAB (diare). Di tengah malam (Selasa dini hari) anakku demam tinggi dan BAB-nya tak berhenti-henti,” katanya kepada wartawan di Kota Pangkalpinang.
Panik, Ayi menekan tombol darurat meminta pertolongan dokter/perawat yang berjaga. Namun setelah ditekan berulang-ulang, dokter ataupun perawat tak kunjung datang hingga anaknya meninggal dunia.
“Sampai anakku meninggal (dokter/perawat) tidak ada satupun yang datang, kemudian saya teriak histeris dan barulah datang itu perawat dan waktu itu saya langsung ngamuk. Mereka bilang tombolnya eror,” jelasnya.