Usaha rumahan tempe Srikandi di desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah terus berkembang pesat. Dari inovasi keripik tempe ikan, produknya kini mulai menembus pasar luar daerah dan diminati banyak orang karena rasanya yang gurih.
Inovasi kuliner unik berbahan dasar tempe yang kini banyak diminati. Usaha yang diberi nama Tempe Srikandi ini dijalankan oleh Atika Fitria Widiarti, bermula dari tempe buatan orang tua yang sering tidak habis terjual, Atika pun berinisiatif mengolahnya menjadi camilan bernilai ekonomi tinggi.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Awalnya karena tempe jualan orang tua saya banyak yang tidak terjual, maka saya mencari idea agar tempe yang tidak terjual bisa menghasilkan uang kembali,” kata Atika saat diwawancarai, Jumat (14/11/2025).
Melalui berbagai pelatihan yang diikuti, Atika kemudian berinovasi mencampur tempe dengan ikan khas Bengkulu seperti ikan gelato, geleberan dan selengek.
“Dari sinilah lahir produk keripik tempe ikan, yang kini makin dikenal luas. Selain keripik tempe ikan, Tempe Srikandi juga memproduksi stik kedelai hitam dan kecap manis,” jelas Atika.
Atika menyebut, dalam enam bulan berjalan kapasitas produksinya meningkat tajam dari hanya 3 kilogram menjadi 20 hingga 40 kilogram per hari.
“Keripik ini bisa dinikmati semua kalangan jadi laris terjual dan memiliki rasa yang renyah dan gurih saat dimakan,” papar Atika.
Keripik tempe ikan ini memiliki harga jual yang terjangkau mulai dari Rp.10 ribu per bungkus hingga Rp 65 ribu per kilogram. Kini pemesanan tak hanya datang dari sekitar Bengkulu Tengah tapi juga dari luar Kabupaten. Salah satunya dari dapur makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Bengkulu Utara. Juga ada warga sekitar yang sering memesan produk tempe srikandi dalam jumlah besar.







