Ragit adalah salah satu makanan khas Palembang yang selalu tersaji saat acara besar di Palembang. Di balik keunikan tersebut, ada beberapa fakta menarik terkait kuliner khas ini.
Tidak seperti pempek yang sudah dikenal khalayak dengan julukan makanan khas Palembang, ragit lebih populer di kalangan masyarakat lokal. Makanan ini terbuat dari campuran tepung dan air kemudian dibentuk seperti jaring-jaring.
Menurut Ida Yuliana dalam buku Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Mulok: Kuliner Wong Kito, ada dua bagian dalam penyajian makanan tradisional ini. Pertama, ragit dihidangkan dalam mangkuk sebagai bagian utama berisikan ragit itu sendiri, dan bagian kedua yaitu kuah kari di tempat terpisah.
Ragit makanan khas Palembang ini disajikan bersama kuah kari berwarna kuning yang kaya dengan rasa rempah. Inilah sejarah hingga resep membuat ragit yang perlu diketahui.
Ragit terkenal dengan rasa yang gurih dan kuah khas rempah Nusantara. Menurut Harun Nur Rasyid dalam buku berjudul Ensiklopedia Makanan Tradisional Indonesia, makanan khas Palembang ini telah ada sejak lama.
Makanan ragit sudah dikonsumsi pada zaman para leluhur di Palembang. Pada awalnya kuliner tersebut dibawa oleh Bangsa Arab ke bumi Sriwijaya bersamaan dengan masuknya peradaban melalui para pedagang Arab yang berdagang di Palembang pada Abad ke-7.
Dari teori itu dapat diartikan bahwa ragit sudah ada di Palembang sejak abad ke-7. Walaupun sudah ada sejak masa silam, kepopuleran ragit tak sama dengan makanan khas Palembang lainnya.
Salah satu alasan karena kemunculan ragit yang tak setiap hari. Makanan khas Palembang ini biasanya hanya muncul di Bulan Ramadhan, upacara akad nikah, dan upacara keagamaan lainnya.
Meski ketenaran ragit hanya tingkat lokal, terdapat nilai nilai baik dalam sajiannya. Berikut ini rincian nilai-nilai dalam makanan ragit:
Di dalam proses penyajian ragit terdapat nilai ekonomi. Masyarakat sangat kerap kali membuat rakit secara mandiri agar hasilnya banyak dan menghemat pengeluaran.
Nilai kedua ini tercermin dari kebiasaan masyarakat yang menyajikan ragit untuk tamu.
Terakhir, ragit menyimpan nilai Budaya yang terlihat dari upaya masyarakat untuk melestarikan makanan khas Palembang di berbagai upacara keagamaan.
Sejumlah pedagang kue menjual ragit dengan harga yang terjangkau. Dimulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000. Meski sulit dijumpai, jika kamu beruntung kamu dapat menjumpai ragit di pedagang yang menjual makanan khas Palembang.
Selain itu, bisa juga membuat ragit di rumah dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Untuk lebih lengkapnya bisa simak rangkuman di bawah ini.
Cara membuat Ragit memiliki beragam versi. Berikut infoSumbagsel berikan penjelasan dari resep Harun Nur Rasyid dalam buku Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia.
Nah, itulah cara membuat ragit makanan khas Palembang yang bisa dibuat di rumah. Selamat mencoba!