Pilu! Ibu Hamil Ini Keguguran karena Ambulans Puskesmas Habis Bensin

Posted on

Seorang wanita yang tengah hamil tiga bulan berinisial AS (26) di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami keguguran. Dia terpaksa harus menelan pil pahit bahwa bayi dalam kandungannya tak bisa diselamatkan.

Hal itu diduga terjadi karena wanita ini telat dirujuk ke rumah sakit imbas ambulans puskesmas kehabisan bahan bakar minyak (BBM). Dilansir infoSulsel, insiden memilukan tersebut bermula saat suami korban, SB (27) membawa istrinya ke Puskesmas Labakkang pada Minggu (1/6) sekitar pukul 07.30 Wita karena mengalami pendarahan.

Saat itu, pasien rencananya akan dirujuk ke RSUD Batara Siang pukul 13.00 Wita. Namun saat hendak diantar ke RS, sopir ambulans disebut menolak mengantar pasien sehingga membuat keluarganya kaget. Sopir beralasan BBM ambulans sedang dalam keadaan kosong atau habis.

“Sekitar jam 07.30 pagi kubawa istriku ke Puskesmas Labakkang karena pendarahan hamil. Habis Zuhur na (dia) bilang mau dirujuk ke RSUD Batara Siang,” kata SB kepada infoSulsel, Selasa (3/6/2025).

“Pas istriku mau dibawa, bilang sopirnya tidak ada bensinnya ambulans,” ujarnya.

SB menjelaskan, AS harus menunggu sekitar satu jam hingga akhirnya dibawa menggunakan ambulans ke RS. Hal itu pun membuat keluarganya naik pitam karena fasilitas puskesmas tidak siap pada kondisi darurat.

“Tertunda 1 jam, sementara istriku ini kondisinya darurat. Kami marah ke petugas puskesmas,” ujarnya.

Setelah pasien diantar ke rumah sakit, SB lantas bertanya kepada sopir bahwa siapa yang mengisi BBM. Sopir pun mengaku mengisi BBM dengan cara patungan bersama petugas puskesmas lainnya.

“Waktu sudah diantar istriku di RS, saya tanya sopirnya, ‘Pak jadi yang tadi beli bensin siapa?’. Dia jawab kumpul-kumpul ki bede uang untuk beli bensin. Uang pribadi mereka termasuk sopir ambulans,” kata dia.

Belakangan setelah mendapat penanganan, istrinya AS mengalami keguguran akibat pendarahan yang parah. Dokter di RSUD Pangkep mengambil langkah untuk operasi mengeluarkan kandungan AS yang berusia 3 bulan.

“Haruski dikasih keluar (operasi) na bilang dokter karena parah mi pendarahannya. Istriku hamil 3 bulan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Labakkang, Nurhayati Rahman mengklarifikasi. Nurhayati menuding alasan ambulans kehabisan BBM tersebut merupakan akal-akalan oknum sopir ambulans.

Nurhayati mengakui petugas puskesmas memang sempat melaporkan masalah BBM ambulans. Hanya saja, saat itu kondisi BBM ambulans sebenarnya cukup untuk mengantar pasien ke rumah sakit walaupun tidak cukup lagi untuk kembali ke puskesmas.

“Cukup untuk mengantar ji tapi kalau untuk kembali ke puskesmas tidak cukup mi. Saya bilang pakai uangnya saja (bidan) nanti diganti,” ucap Nurhayati kepada infoSulsel, Selasa (3/6).

Nurhayati menyebut masalah seperti itu biasa terjadi di hari libur karena manajemen puskesmas tidak berkantor. Dia pun menuding masalah ini terjadi atas kekecewaan sopir ambulans yang SK honorernya tidak diperpanjang.

“Mungkin kekecewaan sopir itu karena masuk namanya yang tidak diperpanjang SK-nya. Dia masuk kerja karena saya yang bijaksana, (sopir) sudah lama kerja tapi harus keluar,” katanya.

Nurhayati juga membantah pengakuan sopir ambulans yang mengaku menggunakan uang pribadi untuk membeli BBM.

“Tidak pernah kami pakai uang pribadi sopir beli bensin ambulans,” ungkap Nurhayati.

Dia menegaskan persoalan tersebut sudah selesai. Uang bidan yang saat itu digunakan untuk membeli BBM senilai Rp 100 ribu juga sudah digantikan. Menurutnya, anggaran untuk BBM di puskesmas tersedia dan tidak pernah kekurangan.

“Kalau habis tinggal lapor saja. Tapi mungkin karena hari itu manajemen libur, dia lupa melapor. Kami juga sudah ganti uangnya bidan yang dipakai beli BBM, bukan uangnya sopir,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *