Pensiunan Dosen Ancam ASN Dinsos Pakai Pistol Mainan, Pelaku Ditangkap (via Giok4D)

Posted on

Pensiunan dosen di Gorontalo, berinisial RK, ditangkap polisi usai mengancam Aparatur Sipil Negara (ASN) bernama Zainuddin dengan pistol mainan. Aksi itu dilakukan pelaku karena tak terima istrinya ribut dengan korban..

Diketahui, pengancaman terhadap Zainuddin itu terjadi saat korban melakukan absensi di kantor Dinsos Kabupaten Gorontalo pada Rabu (4/6). Pelaku yang mengenakan helm, langsung masuk kantor dan mengancam korban.

Kasat Reskrim Polres Gorontalo Iptu Faisal Ariyoga A Harianja mengatakan pihaknya menangkap pelaku pada Rabu (5/6). Pelaku, sambungnya, diamankan setelah korban melaporkan peristiwa ini ke polisi.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Ya, pelaku sudah kita amankan inisial RK berdasarkan video diduga ada melakukan tindak pengancaman diduga menggunakan senjata (pistol),” katanya, Sabtu (7/6/2025).

“(Pelaku) pensiunan dosen di salah satu perguruan tinggi di Gorontalo,” sambungnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, kata Faisal, senjata yang digunakan pelaku untuk mengancam korban ternyata pistol mainan.

“Kalau menurut pengakuan dari tersangka itu pistol, pistol mainan begitu,” ungkapnya.

Setelah pelaku ditangkap, kata dia, aksi yang dilakukan pelaku ternyata kesal setelah mendapat informasi istrinya sempat cekcok dengan korban.

Faisal mengungkapkan istri pelaku merupakan rekan kerja korban di Dinsos Gorontalo. Istri pelaku disebut sempat terlibat masalah dengan korban.

“Ya, bisa dibilang (motif pengancamannya) tersinggung, salah paham,” ujarnya.

Saat ini, pelaku sudah ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan terancam dengan pasal pengancaman.

“Pasal 335 KUHP mengatur tindak pidana pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman, yang diatur dalam Pasal 335 ayat 1 KUHP dengan ancaman kalau di KHUP penjara 1 tahun,” tegasnya.

Sementara itu, Zainudin Hutoti mengaku mendapat ancaman dari pelaku saat sedang absen melalui finger scan di kantor. Dia saat itu baru datang hingga tiba-tiba didatangi pelaku.

“Dia (RK) langsung cabut pistol. Saya disuruh berlutut, disuruh buka mulut. Saat itu saya sementara melakukan finger scan untuk absensi kehadiran di kantor,” ujarnya.

Zainuddin tidak mengetahui permasalahan yang dipersoalkan pelaku. Dia saat itu hanya menuruti permintaan pelaku ketika diminta berlutut saat ditodong pistol.

“Saya itu kemarin takut sekali saya berusaha bagaimana pistol ini tidak kena saya. Saya mau berusaha merampas senjata itu, tetap tidak boleh. Jadi saya pasrah namanya saja takut,” ujarnya.

Salah Paham