Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan menutup jalur Sungai Lalan di Musi Banyuasin untuk aktivitas tongkang batu bara per Januari 2025. Sebab, hingga kini kebutuhan dana pembangunan jembatan yang ambruk ditabrak tongkang batu bara pada Agustus 2024 belum terkumpul.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Asisten I Sumsel Apriyadi mengatakan penutupan jalur sungai itu karena tak ada komitmen dari AP6L (Asosiasi Lalu Lintas di Bawah Jembatan P6 Lalan).
“Per 1 Januari 2026 disepakati bahwa arus kapal tongkang batu bara yang melintas di Sungai Lalan ditutup, karena progres untuk pembangunannya tidak ada,” ujar Apriyadi, Senin (22/12/2025).
Dia menyebut, kesepakatan itu telah disimpulkan dalam rapat pembahasan yang dipimpin Sekda Sumsel. Penutupan akses itu juga sesuai arahan Gubernur Sumsel Herman Deru.
“Kecuali sebelum 31 Desember dari pihak asosiasi (AP6L) bisa menyediakan dana yang dibutuhkan. Jadi iya, masih kita tunggu, karena eksekusi pembangunan seharusnya 1 Januari. Secara administrasi, kami sudah siap untuk melakukan penutupan jalur itu,” ungkapnya.
Pihaknya, hingga kini belum mendapat laporan berapa banyak dana yang terkumpul untuk pembangunan jembatan baru.
“Hingga kini kita tidak tahu berapa besaran dana yang terkumpul, tapi kebutuhan pembangunannya kisaran Rp 35 miliar untuk penyelesaian Jembatan Lalan ini. Nah, kalau mereka mau minta izin melintas lagi, mereka harus siapkan uang di rekening Rp 35 miliar agar bisa membayar konstruksi kontraktor,” ungkapnya.
Apriyadi memastikan, penutupan jalur sungai itu hanya bagi tongkang batu bara. Kapal dengan angkutan lain, seperti sembako, tongkang milik masyarakat yang membawa hasil bumi, dan yang membawa peralatan dan perlengkapan untuk proyek strategis nasional, serta lainnya, tidak dilarang.
“Selain tongkang batu bara, tetap boleh lewat,” ungkapnya.
Untuk pengawasannya, Apriyadi mengaku sudah menyiapkan petugas. “Sudah siap, nanti akan diawasi. Ada dari pemprov, pemkab, dan masyarakat,” tukasnya.







