Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sumatera Selatan, mengaktifkan kembali sirine peninggalan Belanda yang berada di Kantor Wali Kota Palembang. Diaktifkannya sirine itu sebagai alarm bencana.
“Ya suara sirine akan kita aktifkan kembali bertepatan dengan malam pergantian Tahun Baru, (31/12). Kebijakan itu bukan sekadar nostalgia, tetapi juga bagian dari upaya merawat identitas kota yang memiliki nilai sejarah kuat,” kata Wali Kota Palembang Ratu Dewa kepada wartawan, Sabtu (13/12/2025).
Dewa menjelaskan sirine di Kantor Wali Kota Palembang sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Dahulu, alat ini memiliki fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari penanda jam kerja hingga pengingat waktu imsak dan berbuka puasa saat Ramadan.
“Sirine ini tidak bisa dipisahkan dari sejarah Gedung Toren yang merupakan peninggalan Belanda. Nilai historisnya sangat kuat, dan itu yang ingin kita hidupkan kembali,” ungkapnya.
Di era sekarang, kata Dewa, fungsi sirine tidak hanya sebatas simbol masa lalu. Pemkot Palembang berencana menjadikannya sebagai bagian dari sistem peringatan dini bencana, terutama untuk menghadapi potensi banjir dan kondisi cuaca ekstrem.
“Ke depan, sirine ini juga akan menjadi alarm kewaspadaan bagi masyarakat. Jadi bukan hanya simbol sejarah, tapi juga alat keselamatan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Palembang Kemas Haikal mengatakan proses uji coba masih berlangsung untuk memastikan sirine dapat berfungsi optimal.
“Kita masih dalam tahap uji coba. Targetnya, sirine sudah bisa dibunyikan secara resmi pada malam tahun baru,” katanya.
Untuk menghindari kebingungan di tengah masyarakat, Pemkot juga akan menyiapkan Peraturan Wali Kota (Perwali) khusus. Aturan ini akan mengatur perbedaan pola bunyi sirine, baik sebagai tanda bahaya, penanda waktu tertentu, maupun fungsi lainnya.
“Nanti bunyinya akan dibedakan. Masyarakat bisa tahu mana sirine peringatan bencana dan mana yang bersifat penanda,” jelasnya.
Dengan diaktifkannya kembali sirine toren, Pemkot Palembang berharap masyarakat tidak hanya diingatkan akan sejarah kota, tetapi juga semakin siap menghadapi potensi bencana di masa mendatang.
Suara lama yang kembali bergema itu diharapkan menjadi alarm kewaspadaan bagi Palembang hari ini dan ke depan.
