Panen Jagung di Sumsel Meningkat Menjadi 8 Ton per Hektar baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Provinsi Sumatera Selatan tak hanya ditarget menjadi produsen beras, tapi juga menjadi sentra penghasil jagung. Hasil panen di wilayah itu pada saat ini mengalami kenaikan hingga 8 ton per hektare atau melonjak 3-4 ton.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumsel Herman Deru saat panen jagung serentak tahap II yang digelar Polda Sumsel di Komplek Senai Indah, Kabupaten Ogan Ilir, Kamis (5/6/2025). Kegiatan itu merupakan bagian dari dukungan terhadap program swasembada pangan nasional pada tahun ini

“Panen ini sangat spesial karena dilakukan dalam skala nasional yang diinisiasi oleh Kapolri bersama jajaran Polda. Kapolda Sumsel cepat merespons inisiatif ini untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Herman Deru.

Ia menyampaikan bahwa produktivitas pertanian yang didorong oleh Polri meningkat signifikan.

“Dulu rata-rata hanya 4-5 ton per hektar, sekarang di lokasi ini bisa mencapai 8 ton per hektar. Ini prestasi luar biasa. Saya sangat mengapresiasi Pak Kapolda dan jajarannya karena telah menumbuhkan semangat baru di kalangan petani Sumsel,” katanya.

Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian Ryacudu Djajadi mengapresiasi kelompok tani dan seluruh pihak yang mendukung kegiatan.

Dia mengungkapkan, luas lahan jagung di Sumsel mencapai 8.429 hektare, terdiri dari lahan monokultur dan tumpang sari. Dari Januari hingga Mei 2025, telah dipanen sekitar 7.287 hektare dengan hasil panen mencapai 42.597 ton.

Pada panen raya tahap II bulan Juni ini, lahan yang akan dipanen mencapai 34,9 hektare, tersebar di berbagai kabupaten/kota, dengan estimasi produksi 148,8 ton.

“Khusus hari ini, panen dipusatkan di wilayah hukum Polres Ogan Ilir. Di lokasi ini, kita panen sekitar 3 hektar dengan estimasi produksi 24 ton. Artinya, rata-rata 1 hektar menghasilkan 8 ton jagung,” jelasnya.

Kapolda juga mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam pengembangan jagung unggul. Selain itu dia juga telah berdiskusi dengan gubernur dan DPRD Sumsel untuk mendapatkan dukungan pembangunan gudang penyimpanan jagung agar hasil panen dapat dimanfaatkan optimal.

“Kita perlu mengeksplorasi metode inovatif, seperti penerapan teknologi pertanian presisi, sistem irigasi terintegrasi, hingga pendampingan berbasis pengetahuan agronomi. Kita juga memerlukan teknologi pengeringan dan penyimpanan yang sesuai, termasuk suhu dan kelembaban yang ideal. Semoga program ketahanan pangan, khususnya jagung, dapat berkembang lebih besar lagi,” tukasnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *