Mengganti puasa Ramadhan atau puasa Qadha merupakan utang ibadah kepada Allah SWT yang wajib dilunasi. Penting bagi setiap Muslim untuk memahami tata cara, niat ganti puasa Ramadhan menurut syariat.
Puasa di bulan Ramadhan merupakan rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Namun, agama Islam memberikan keringanan bagi golongan tertentu untuk tidak berpuasa jika berada dalam kondisi yang menghalangi.
Meskipun diberikan keringanan, kewajiban tersebut tidak gugur begitu saja, melainkan harus diganti pada hari-hari lain di luar bulan Ramadhan. Berikut ini niat ganti puasa Ramadhan, untuk melunasi utang puasa.
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW bahwa setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Niat dalam puasa Qadha memegang peranan sebagai rukun yang menentukan sah atau tidaknya puasa tersebut. Niat puasa Qadha wajib dilakukan pada malam hari.
Dikutip dari panduan ibadah Kementerian Agama, niat puasa wajib termasuk puasa ganti Ramadhan, harus dilakukan sejak terbenamnya matahari hingga sebelum masuknya waktu subuh. Hal ini disebut dengan istilah Tabyit an-Niyyah atau bermalamnya niat.
Dalam menjalankan puasa Qadha, niat harus dinyatakan untuk mengganti utang puasa Ramadhan. Meskipun niat di dalam hati sudah dianggap cukup dan sah, melafalkannya secara lisan merupakan anjuran (sunnah) untuk membantu memantapkan hati dalam menjalankan kewajiban tersebut.
Berikut adalah lafal niat ganti puasa dalam bahasa Arab, latin, beserta artinya:
Lafal Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Lafal Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’i fardhi syahri Ramadhana lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat mengqadha puasa fardu bulan Ramadhan esok hari karena Allah Ta’ala.“
Dilansir dari sumber resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, tidak semua orang yang membatalkan puasa wajib menggantinya dengan puasa kembali. Kewajiban puasa Qadha ditujukan kepada mereka yang meninggalkan puasa karena alasan sementara yang bisa hilang,
Puasa Qadha dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa. Dilansir dari fatwa para ulama, puasa Qadha tidak harus dilakukan secara berturut-turut.
Seseorang diperbolehkan mencicil utang puasanya secara terpisah, misalnya satu hari di minggu pertama dan satu hari di minggu berikutnya. Hal ini didasarkan pada penafsiran ayat Al-Baqarah ayat 184 yang menyebutkan bahwa penggantian dilakukan “sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.”
Dengan memahami niat ganti puasa Ramadhan yang benar diharapkan ibadah dapat diterima oleh Allah SWT. Serta menyiapkan diri untuk kesempurnaan ibadah di Ramadhan mendatang.
Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasisw magang Prima PTKI Kementerian Agama
Niat dalam Puasa Qadha
Lafal Niat Ganti Puasa Ramadhan
Waktu Pelaksanaan Puasa Qadha
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
