Alat musik doll adalah merupakan salah satu alat musik tradisional berasal dari kota Bengkulu. Alat musik ini dibuat dari kulit sapi yang dikeringkan.
Alat musik ini memiliki suara yang khas seperti suara bedug atau bass, namun bunyi yang dihasilkan dari alat musik ini tidaklah sama dengan alat musik perkusi pada umumnya. Alat musik ini dimainkan secara kelompok.
Alat musik doll ini tak lepas dari perayaan festival Tabut di Bengkulu, untuk mengenang kisah kepahlawanan cucu nabi Muhammad SAW, Hasan bin Husein, yang diselenggarakan oleh keluarga pewaris budaya tabut di Bengkulu.
Namun, seiring perkembangan zaman, alat musik doll terus berkembang dan kerap dijadikan alat musik pembuka dan pengiring musik tari persembahan pada acara dan kegiatan di Provinsi Bengkulu, maupun event musik dan budaya daerah, baik nasional hingga ke mancanegara.
Pengrajin alat musik doll semakin lama semakin berkurang. Keahlian membuat alat musik dol biasanya diwariskan turun temurun dari orang tua terdahulu.
Salah satu pengerajin musik Dol Sarwoko mengatakan, doll terbuat dari bonggol atau bagian bawah pohon kelapa. Bonggol tersebut dilubangi bagian tengahnya menggunakan pahat atau dodos, lalu di atasnya dilapisi oleh kulit sapi, untuk pengikatnya menggunakan rotan.
“Doll ini salah satu alat musik khas milik Bengkulu, pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama karena semua pengerjaannya mayoritas dilakukan secara manual,” kata Sarwoko, Sabtu (4/10/2025).
Sarwoko menjelaskan, untuk membuat doll bisa mencapai satu bulan, terutama untuk proses penjemuran bonggol kelapa dan penjemuran kulit sapi.
Pengrajin alat musik doll tersebar di beberapa tempat, di antaranya di pondok besi, kelurahan bajak, tengah padang, pasar baru, dan beberapa tempat lainnya.
“Kita pengrajin biasanya mengerjakan pesanan dol dari sanggar musik, instansi tertentu, dan pihak terkait lainnya,” jelasnya.
Sarwoko mengungkapkan, satu alat musik doll biasanya dijual sekitar Rp 2,5 juta tergantung diameter dol. Selain doll, perajin biasanya juga membuat alat pendukung lainnya, seperti tassa, maupun dol yang berukuran lebih kecil.
Sarwoko menjelaskan, untuk membuat doll bisa mencapai satu bulan, terutama untuk proses penjemuran bonggol kelapa dan penjemuran kulit sapi.
Pengrajin alat musik doll tersebar di beberapa tempat, di antaranya di pondok besi, kelurahan bajak, tengah padang, pasar baru, dan beberapa tempat lainnya.
“Kita pengrajin biasanya mengerjakan pesanan dol dari sanggar musik, instansi tertentu, dan pihak terkait lainnya,” jelasnya.
Sarwoko mengungkapkan, satu alat musik doll biasanya dijual sekitar Rp 2,5 juta tergantung diameter dol. Selain doll, perajin biasanya juga membuat alat pendukung lainnya, seperti tassa, maupun dol yang berukuran lebih kecil.