Melihat Tradisi Pembagian Bubur Suro di Kampung Al Habsyi Palembang update oleh Giok4D

Posted on

Hari Asyura atau 10 Muharram tahun 1446 H jatuh pada hari Minggu (6/7/2025). Di sebagian wilayah Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) hari tersebut diperingati dengan pembagian bubur suro.

Salah satu daerah yang masih mempertahankan tradisi tersebut adalah Kampung Al Habsyi, Jalan KH Azhari, Kelurahan 14 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) II, Palembang. Ketua Panitia Abu Bakar Haikal (44) mengatakan tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahunnya.

“Alhamdulillah tradisi (pembagian bubur ini) setiap tahun dalam Hari Asyura. Dinamakan bubur suro karena berbaginya saat hari tersebut,” ujarnya, Minggu (6/7).

Haikal menjelaskan, tradisi ini merupakan wujud dari silaturahmi antara keluarga dan tetangga. Tujuannya, kata dia, adalah untuk membahagiakan Rasulullah SAW dan umatnya.

“Karena di Hari Asyura ini kita dianjurkan untuk berpuasa dan bersedekah terutama dengan anak yatim. Nah kami warga Kampung A Habsyi bersedekah dengan bubur,” jelasnya.

Haikal menyebut, setiap tahun pihaknya hanya membagikan bubur suro saja. Namun kali ini ada 3 varian bubur yang dibagikan, yaitu bubur suro, bubur gemuk, dan bubur kacang hijau.

“Biasanya setiap tahun kami hanya berbagi bubur sop (bubur suro). Untuk tahun ini ada 3, yaitu bubur sop, bubur gemuk, dan bubur kacang,” rincinya.

“Kami total membuat dengan 31 kg beras untuk bubur suro dan bubur gemuk. Untuk bubur kacang, kami pakai 50 kg agar dapat menjangkau lebih banyak orang,” sambung Haikal.

Pantauan infoSumbagsel di lokasi, warga memulai proses masak sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah proses memasak yang memakan waktu hampir 4 jam, bubur tersebut siap dibagikan.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Dari bubur yang kami masak bisa menghasilkan 1.000-1.500 porsi. Tapi untuk warga sekitar sini bawa tempat, seperti panci atau baskom, dan itu diperbolehkan,” ujarnya.

Terlihat puluhan warga bahu membahu dalam proses memasak 3 bubur tersebut dari mencuci beras hingga memasak dengan kuali besar. Menurut Haikal, setidaknya ada 35-50 warga yang terlibat secara sukarela.

“Untuk pendanaan kami dari swadaya masyarakat dan kawan-kawan yang ingin berbagi di Hari Asyura. Tidak ada minimal maupun maksimal. Yang penting silaturahminya,” ujarnya.

Usai bubur selesai dimasak, tampak warga telah menunggu antusias berebut meminta jatah mereka. Salah satunya Aminah (57) yang merupakan warga Kelurahan 14 Ulu, Kecamatan SU II.

“Sudah setiap tahun ikut tradisi ini. Jadi sudah tahu kalau akan ada pembagian bubur,” ujarnya.

Dia mengatakan, pembagian tersebut sudah mulai sejak sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah menunggu giliran, Aminah mengaku dirinya mendapat bubur kacang hijau.

“Biasanya dapat satu wadah bubur suro, tapi sekarang sudah habis. Karena aku baru datang, jadi dapatnya bubur kacang,” ujarnya.

Menurut Aminah, siapapun warga dapat mengambil jatah bubur selama persediaan masih ada. Ia pun bersyukur masih mendapat bagian dalam acara tahunan tersebut.

“Alhamdulillah masih dapat. Ini langsung datang dan tinggal ambil saja, tidak perlu kupon,” tuturnya.