Luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) dari Januari hingga September 2025 mencapai 3.859 hektare. Dari jumlah itu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang terbanyak lahannya terbakar mencapai 856 hektare.
“Data luasan karhutla periode 1 Januari-30 September seluas 3.859 hektare. Paling banyak terjadi di lahan mineral seluas 3.756 hektare dan gambut 104 hektare,” ujar Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto, Rabu (15/10/2025).
Data luasa karhutla itu berdasarkan analisa citra satelit yang dilakukan bersama oleh Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dari data yang disampaikannya, karhutla terjadi di 15 kabupaten/kota. Berdasarkan analisa satelit, hanya Kota Prabumulih yang tak terdeteksi karhutla.
Wilayah terdampak karhutla terluas di Muba, yang mencapai 856 hektare. Karhutla di wilayah ini paling banyak terjadi lahan mineral, seluas 847 hektare, sisanya 9 hektare di lahan gambut.
Berikutnya di Ogan Komering Ilir seluas 598 hektare, Ogan Ilir 520 hektare, OKU 439 hektare, Mura 363 hektare, OKU Selatan 246 hektare, Muratara 204 hektare, dan Empat Lawang 165 hektare.
Kemudian di Muara Enim seluas 149 hektare, Lahat 112 hektare, PALI 102 hektare, Banyuasin 38 hektare, Lubuklinggau 28 hektare, OKU Timur 20 hektare, Palembang 18 hektare, dan Pagar Alam 2 hektare.
“Sementara itu, lahan gambut yang terbakar terdeteksi di OKI seluas 69 hektare, Banyuasin 13 hektare, Muara Enim 11 hektare, Muba 9 hektare, dqn Muratara 2 hektare,” ujarnya.
Angka karhutla itu lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang mencapai 35.458,2 hektare dan 2024 seluas 10.276 hektare. Namun, luasan karhutla 2025 lebih tinggi jika dibandingkan 2020 seluas 893,8 hektare, 2021 seluas 3.497,1 hektare, dan 2022 seluas 3.401,7 hektare.
“Dalam 7 tahun terakhir, luasan karhutla paling tinggi terjadi pada 2019 yang mencapai 52.929,6 hektare,” tukasnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.