Alur di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mengalami pendangkalan, sehingga berdampak pada terganggunya distribusi bahan bakar minyak (BBM). Hal itu karena kapal tanker pengiriman BBM tak bisa bersandar sehingga Pertamina melakukan alih suplai dari berbagai Terminal BBM terdekat di luar Bengkulu melalui jalur darat.
Dilansir infoFinance, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengungkapkan kapal Pertamina tak bisa masuk ke dermaga karena adanya pendangkalan alur Pulau Baai. Hal itu mengakibatkan pengiriman BBM dilakukan Pertamina dari wilayah lain yang tentu biayanya besar bagi Pertamina.
“Sekarang kapal keruk sudah datang dan akan segera dilakukan pengerukan dalam waktu dekat. Pelindo yang harus kerja untuk pengerukan. Semoga dalam waktu dekat BBM bisa kembali lancar dan kapal Pertamina bisa masuk,” ujar Helmi dalam keterangan tertulis, Senin (26/5/2025).
Upaya pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai diharap segera dilakukan agar kapal besar bisa kembali merapat, termasuk kapal pengangkut BBM. Pelindo Regional 2 Bengkulu sedang bersiap untuk mengeruk alur Pelabuhan Pulau Baai dan ditargetkan bisa dilalui kapal pada Juni.
“Pengerukan akan segera dimulai, saat ini kami dalam tahap persiapan. Kami berharap di bulan Juni, kapal yang di dalam bisa keluar dan alur bisa dilewati. Hal ini juga tergantung pada cuaca,” GM Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko kepada infocom, Senin (26/5/2025).
Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel telah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk menjaga ketersediaan energi. Pasokan dialihkan dari Fuel Terminal (FT) Lubuk Linggau dan FT Teluk Kabung, dengan mempercepat penyaluran dan menambah armada mobil tangki.
Selain itu, distribusi BBM juga ditingkatkan lewat jalur kereta api dengan dukungan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan, pendangkalan alur pelayaran menyebabkan belum dapat sandarnya kapal pengangkut BBM di Pelabuhan Pulau Baai.
Dia menyebut hal ini berdampak langsung terhadap keterlambatan pengisian stok di Fuel Terminal (FT) Bengkulu dan mempengaruhi keandalan distribusi ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Sebagai bentuk komitmen menjaga keandalan pasokan energi, Pertamina telah melakukan berbagai langkah mitigasi dan percepatan pemulihan distribusi, di antaranya dengan mengalihkan suplai BBM dari FT Lubuk Linggau dan FT Jambi. Meskipun jarak tempuh dari titik suplai alternatif ini lebih jauh, Pertamina memastikan distribusi tetap dilakukan secara maksimal.
Nikho juga menjelaskan bahwa Pertamina terus memperkuat langkah percepatan distribusi melalui penambahan armada mobil tangki, percepatan penyaluran dari berbagai titik suplai, serta koordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk suplai ke FT Lubuk Linggau dan pemerintah daerah setempat, terus dilakukan agar distribusi energi di wilayah Bengkulu tetap berjalan dengan aman dan berkesinambungan.
“Kami terus menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan. Pasokan akan terus dimaksimalkan sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah Bengkulu dan sekitarnya,” jelasnya.
Pertamina juga menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya antrean dan keterbatasan pasokan BBM yang sempat terjadi di sejumlah SPBU di wilayah Bengkulu dalam beberapa hari terakhir.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang sempat terjadi. Situasi ini merupakan dampak dari kondisi di luar kendali kami, namun Pertamina berkomitmen penuh untuk menjaga ketersediaan energi. Kami pastikan pasokan BBM untuk masyarakat Bengkulu terus diupayakan agar kembali normal secara bertahap,” ujar Nikho.
Untuk informasi lebih lanjut terkait distribusi BBM di wilayah Bengkulu atau program lainnya, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135 atau website resmi Pertamina.