Kasus Bayi Meninggal, RSBT Pangkalpinang Bakal Tindak Tegas Jika Ada Kelalaian

Posted on

Pihak Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Kota Pangkalpinang menegaskan kasus bayi 11 bulan inisial AZ, yang tewas diduga akibat kelalaian tenaga medis masih dalam investigasi. Mereka memastikan jika ditemukan pelanggaran, perawat ataupun dokter yang saat itu bertugas akan ditindak.

“Apabila terbukti adanya pelanggaran prosedur atau kelalaian, RSBT Pangkalpinang tidak akan ragu mengambil tindakan tegas,” tegas Direktur RSBT Pangkalpinang Agus Subarkah kepada infoSumbagsel, Jumat (5/9/2025).

Agus juga memastikan proses investigasi tersebut dilakukan dengan transparan serta melibatkan pihak eksternal rumah sakit. Termasuk, Dinkes dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).

“Kami berkomitmen untuk menjalankan investigasi ini dengan penuh keterbukaan dan melibatkan pihak eksternal agar hasilnya objektif. Kami juga menjadikan peristiwa ini sebagai momentum penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien,” tegasnya kembali.

Pantauan infoSumbagsel, pada Kamis (4/9), Dinas Kesehatan Kota terlihat memfasilitasi pertemuan mediasi antara keluarga pasien dengan manajemen RSBT. Tenaga medis yang terlibat dalam perawatan korban ikut dihadirkan.

Pertemuan berlangsung tertutup, hanya kedua pihak. Bahkan pihak RSBT meninggalkan lokasi pertemuan lewat pintu belakang menghindari media yang telah menunggu. Akhirnya Agus buka suara hasil pertemuan tersebut.

“(Kamis) Dinkes telah memfasilitasi pertemuan mediasi. Dari hasil mediasi, kedua belah pihak sepakat untuk mengawal proses investigasi yang tengah berjalan. Investigasi ini tidak hanya dilakukan secara internal, tetapi juga melibatkan pihak eksternal guna memastikan transparansi dan objektivitas proses,” jelasnya.

“Langkah mediasi ini merupakan bagian dari komitmen rumah sakit untuk mendengarkan dan memberikan ruang komunikasi yang konstruktif dengan keluarga pasien,” sambungnya.

Agus mengklaim, selama diskusi berlangsung RSBT Pangkalpinang dan keluarga pasien telah mencapai pemahaman bersama. Yakni fokus dan memastikan investigasi berjalan menyeluruh.

“Kedua belah pihak berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tujuan utama memperbaiki dan membenahi sistem pelayanan rumah sakit agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan.

Sementara ayah korban, Ary berharap RSBT melakukan proses investigasi secara transparan dan kasus yang menimpa anaknya mendapat titik terang.

“(Hasil pertemuannya apa saja) tidak bisa saya ungkapkan. Karena saya sudah berjanji, internal kita saat ini. Nanti kalau investigasi selesai baru kita ungkapkan semua,” ujarnya kepada wartawan.

Saat disinggung apakah kasus tersebut sudah dilaporkan ke polisi, Ary mengaku telah dimintai keterangan. “Kalau di Polresta Pangkalpinang sudah diambil keterangan, terima kasih,” katanya sambil meninggalkan kantor Dinkes.

Sebelumnya diberitakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (2/9) dini hari, ketika korban sedang di rawat inap di RSBT. Korban di bawa ke RS sehari sebelumnya karena sakit diare yang menyebabkan BAB tak berhenti-henti.

Namun di saat korban panas tinggi di hari kejadian, Ibu korban telah menekan tombol darurat suster/dokter tak ada yang datang satu pun hingga korban meninggal dunia. Kasus ini kemudian viral setelah diunggah ke media sosial oleh ibunya.