Kasus meninggalnya bayi 11 bulan berinisial AZ, yang diduga akibat kelalaian tenaga medis di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Pangkalpinang, berakhir damai. Namun, proses penyelidikan kasus tersebut masih terus berjalan.
“Hal tersebut kami tidak berwenang. Namun proses penyelidikan tetap berjalan sesuai ketentuan,” kata Kapolresta Pangkalpinang Kombes Max Mariners ketika dikonfirmasi infoSumbagsel terkait kasus bayi meninggal di RSBT telah berakhir damai, Rabu (10/9/2025).
Kasus tewasnya bayi AZ diduga akibat kelalaian atau telat ditangani tenaga medis telah berakhir damai disampaikan langsung oleh ayah korban, Ary saat jumpa pers di RSBT Kota Pangkalpinang, pada Selasa (9/9/2025).
“Melalui mediasi dengan pihak Rumah Sakit Bakti Timah, kami telah mencapai kesepakatan bersama untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cara baik dan damai,” ujar Ary.
Ary mengatakan, untuk penyidikan di kepolisian nantinya akan dicabut atau dihentikan. Diketahui sebelumnya, ia sempat membuat laporan aduan ke pihak berwajib terkait kasus yang ada.
“Terkait laporan pengaduan pada saat itu, dan untuk jalannya penyelidikan sudah berjalan sampai saat ini. Dan pada saatnya administrasi akan diselesaikan, tapi kita kan sudah mencapai kesepakatan damai nanti dengan ada kesepakatan ini tidak ada berjalan lagi,” ujarnya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Ary berharap kejadian serupa tidak terulang lagi kepada masyarakat atau pasien yang berobat di RSBT Pangkalpinang. Ia juga meminta kejadian ini dijadikan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan kepada siapapun, baik masyarakat kalangan bawah hingga atas.
“Kehilangan putra kami merupakan duka yang sangat dalam bagi keluarga. Kami masih merasakan kesedihan yang luar biasa atas peristiwa ini. Sebagai keluarga, kami juga menyadari bahwa pemberitaan yang meluas telah menimbulkan dampak citra yang agak kurang baik terhadap rumah sakit,” ungkapnya.
“Kami berharap kedepannya tidak terulang lagi kejadian seperti ini dan pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik serta nama baik rumah sakit bakti timah bisa kembali pulih di mata masyarakat. Kepercayaan publik terhadap masyarakat tetap terjaga,” sambungnya.
Sementara Direktur RSBT Pangkalpinang Agus Subarkah tak berbicara banyak mengenai kasus tersebut. Kata dia, pihak rumah sakit siap berbenah untuk meningkatkan pelayanan.
“Berharap kasus ini untuk tidak terulang lagi. Kami tentunya berjanji baik dengan keluarga dan masyarakat akan terus berupaya memperbaiki kualitas pelayanan khususnya kepada para pelanggan (pasien) kami untuk menjadi lebih baik terkait mutu dan keselamatan pasien itu tentunya menjadi tujuan utama kami,” singkatnya.
Kronologi Kasus
Diberitakan sebelumnya, korban meninggal dunia akibat diduga telat ditangani oleh tenaga medis yang bertugas. Kasusnya terungkap setelah video meninggalnya AZ viral di media sosial (medsos).
Video dugaan kelainan penanganan diunggah ke media sosial. Ibu AZ, Ayi menyebut kasus ini bermula ketika anaknya mengalami sakit perut (diare) dan sering buang air besar (BAB). Anaknya meninggal pada Selasa (2/9) dini hari dan masuk RS Senin (1/9/2025).
“Kejadiannya waktu anak saya dirawat inap di rumah Sakit Bakti Timah karena sakit BAB (diare). Di tengah malam (Selasa dini hari) anakku demam tinggi dan BAB-nya tak berhenti-henti,” katanya kepada wartawan di Kota Pangkalpinang.
Melihat anak panas tinggi, Ayi menekan tombol darurat meminta pertolongan dokter/perawat yang berjaga. Namun usai menekan tombol darurat berulang-ulang, petugas tak kunjung datang hingga anaknya meninggal dunia.
“Sampai anakku meninggal (dokter/perawat) tidak ada satupun yang datang, kemudian saya teriak histeris dan barulah datang itu perawat dan waktu itu saya langsung ngamuk. Mereka bilang tombolnya eror,” jelasnya.
