Seorang kakek berusia 65 tahun mendatangi kantor Dinas Pemadam Kebakaran Ngawi untuk meminta bantuan melepas pipa paralon yang nyangkut di kemaluannya. Kakek tersebut bernama Suroso, warga Kecamatan Jogorogo.
Dilansir infoJatim, ada pipa paralon berdiameter 3/4 yang nyangkut di kemaluan kakek tersebut hingga kondisinya membengkak. Dia merintih kesakitan dan meminta bantuan agar petugas Damkar segera melepaskan pipa itu dari kemaluannya.
“Betul itu kejadian Selasa (13/5) pagi. Kakek itu datang merintih kesakitan dan membuat kaget kami semua. Kok bisa burungnya masuk ke lubang paralon yang kecil itu sampai kesakitan,” ujar Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Ngawi, Purwanto, Rabu (14/5/2025).
Berdasarkan pengakuan kakek tersebut, paralon dengan panjang kurang lebih 3 cm itu sengaja dia masukkan ke penisnya 2 hari sebelum dia datang ke kantor Dinas Damkar Ngawi. Akibatnya, kakek ini merasakan sakit akibat kemaluan yang bengkak dan sulit buang air kecil.
“Beliau itu memasang paralon di alat kemaluannya itu 2 hari sebelum laporan minta bantuan melepaskan. Karena dia merasakan sakit yang luar biasa dan tidak bisa buang air kecil akhirnya dia berinisiatif datang ke kami,” kata Purwanto.
Petugas Damkar pun segera merujuk kakek tersebut ke Rumah Sakit Widodo untuk penanganan lebih lanjut. Di rumah sakit itu, penanganan cincin paralon di kemaluan sang kakek dilakukan bersama petugas medis.
“Jadi dengan melibatkan petugas medis, pelapor kami bawa ke Rumah Sakit Widodo untuk proses lebih lanjut. Pelapor punya inisiatif langsung ke Damkar karena sering melihat Damkar dalam menangani aduan masyarakat,” ungkap Purwanto.
Proses melepas paralon dari penis kakek Suroso itu tak mudah. Tim Damkar bersama tim medis di RS Widodo Ngawi butuh waktu hingga kurang lebih 1 jam sampai akhirnya cincin paralon itu terlepas.
“Proses penanganan membutuhkan waktu hampir satu jam lamanya mulai pukul 04.30 WIB hingga 05.30 WIB,” kata Purwanto.
Alasan Kakek Pasang Paralon di Kemaluannya
Purwanto mengatakan, Suroso memang sengaja memasang pipa paralon tersebut dua hari sebelumnya. Tujuannya agar ia tidak berhalusiasi terkait kebutuhan biologisnya.
“Katanya untuk mengantisipasi supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi seksual sehingga kemaluannya tidak bereaksi saat dimasukkan pipa paralon air itu,” tuturnya.
“Karena dia merasakan sakit yang luar biasa dan tidak bisa buang air kecil, akhirnya dia mempunyai inisiatif untuk datang kepada kami,” tandas Purwanto.
Belakangan diketahui, pria lansia itu berstatus duda setelah bercerai dengan istrinya. Namun, Purwanto tidak menyebutkan berapa lama status duda tersebut.
“Status kakek tersebut duda,” ujar Purwanto.