Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Ratusan warga di Kota Jambi terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama Januari hingga Juli 2025. Dinkes mencatat bahwa total yang terjangkit sebanyak 325 kasus dengan 4 orang dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Jambi, Rini Kartika, mengungkapkan bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jambi masih dalam kategori endemis, terutama saat musim hujan
“DBD di Kota Jambi masuk kategori endemis, apalagi pada saat musim hujan. Sampai sekarang selama tahun 2025 ini kasusnya ada 325, itu dari Januari sampai Juli, dengan 4 kematian,” ujar Rini kepada wartawan, Senin (14/7/2025).
Dibandingkan tahun lalu, angka ini dinilai belum mengkhawatirkan. Pada 2024, total kasus DBD di Kota Jambi mencapai sekitar 600 kasus.
“Kalau dibilang wabah enggak juga, karena posisinya sama dengan tahun kemarin,” tambahnya.
Meski demikian, Rini tetap mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan aktif melakukan pencegahan. Ia menegaskan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin di lingkungan rumah dan sekitar tempat tinggal.
“Kami selalu menghimbau ke masyarakat dan RT untuk melakukan PSN, yakni pemberantasan sarang nyamuk. Yang kedua, pemberian obat Abate untuk ditaruh di tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk. Ketiga, fogging ini dilakukan kalau dalam radius 100 meter ada 3 kasus dan ditemukan jentik serta ada kasus kematian,” jelasnya.
Rini juga mengingatkan bahwa keberhasilan penanganan DBD tidak cukup hanya dengan fogging, melainkan perlu gotong royong warga membersihkan lingkungan, terutama wadah-wadah penampung air seperti ban bekas, botol, dan ember yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.
Selain itu, Dinkes Kota Jambi melalui para kader juga secara aktif membagikan abate secara gratis kepada warga.
“Obat anti nyamuk Abate berbentuk serbuk berwarna putih kecoklatan yang digunakan untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk dalam genangan air, itu diberikan secara gratis,” pungkasnya.
Pihaknya berharap, dengan sinergi antara masyarakat dan pemerintah, penyebaran DBD dapat ditekan dan tidak berkembang menjadi kasus luar biasa.