Ambruknya Jembatan Muara Lawai B di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, melibatkan empat truk angkutan batu bara dengan muatan di atas 30 ton. Keempatnya melintas secara beriringan di atas jembatan.
“Jembatan sebelahnya lagi diperbaiki. Seharusnya satu jalur (yang bisa melintas di Jembatan Muara Lawai), tetapi jadi dua jalur. Ini kita sedang menuju lokasi, kita koordinasi dengan kepala BPJN dan kepala BPTD untuk langkah-langkah dan pengalihan angkutan barang,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Arinarsa, Senin (30/6/2025).
Arinarsa menyebut, jembatan yang ambruk itu milik nasional. Dia enggan mengometari dugaan sementara penyebab jembatan itu ambruk.
Dari laporan yang ia dapat, kejadian ambruknya jembatan itu terjadi Minggu (29/6/2025) pukul 21.30 WIB.
“Jembatan yang ambruk itu melibatkan 4 truk angkutan batubara dengan muatan 34 ton sampai dengan 45 ton yang melintas beriringan di atas jembatan tersebut,” katanya.
Arinarsa menjelaskan, Jembatan Muara Lawai B itu berjenis jembatan CH (Calender Hamilton) yang dibangun pada 1987. Jembatan memiliki panjang 50 meter.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Pada saat kejadian masing-masing truk hanya berisi satu sopir dan saat ini 1 di antara 4 sopir tersebut mengalami patah kaki dan sudah dibawa ke RS terdekat. Kemudian 3 yang lainnya mengalami luka-luka ringan,” katanya.
Tim Dishub Lahat di lapangan sudah berkoordinasi dengan kepolisian setempat namun sampai dengan saat ini belum bisa melakukan evakuasi truk yang berada di badan jembatan.
“Karena kondisi truk masih terdapat penumpukan muatan batu bara,” terangnya.
Saat ini, dilakukan pengaturan lalu lintas. Kendaraan hanya bisa melalui akses jembatan di sebelah jembatan yang ambruk.
“Itu pun hanya kendaraan kecil yang bisa lewat melalui Jembatan Muara Lawai A yang saat ini dalam proses perbaikan lantai jembatan,” tukasnya.
