Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menyatakan bahwa penetapan status siaga bencana hidrometeorologi di wilayahnya masih menunggu laporan resmi mengenai potensi cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Kami masih menunggu laporan lengkap dari BMKG. Jika memang kondisi cuaca menunjukkan potensi ekstrem yang signifikan, barulah status siaga akan kami tetapkan,” ujar Deru, Jumat (5/12/2025).
Menurutnya, keputusan untuk meningkatkan status kebencanaan harus didasarkan pada data dan analisis terkini agar langkah penanganan dapat dilakukan secara tepat.
Meski belum menaikkan status siaga, Pemprov Sumsel telah melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana banjir dan tanah longsor di Danau Ranau, OKU Selatan, pada 14 November lalu.
“Kita sudah apel siap siaga di Danau Ranau kemarin, kita ajak seluruh bupati/wali kota. Apel itu mendahului (sebelum puncak musim hujan), karena curah hujan di Sumsel kan sudah lebih dulu terjadi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana menyebut penetapan status siaga saat ini tengah berproses usai syarat dua daerah menaikkan status siaga terpenuhi.
Hingga kini, 4 kabupaten/kota di Sumsel telah menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi. Yakni, Ogan Komering Ulu (OKU), Pagar Alam, Prabumulih, dan Musi Banyuasn (Muba).
Pemprov Sumsel saat ini tetap melakukan langkah antisipasi, termasuk koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, menyiagakan peralatan darurat, serta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir, angin kencang, maupun tanah longsor yang biasanya meningkat pada puncak musim hujan.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.







