Sumatera Selatan menargetkan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 5 juta ton pada 2026. Target itu naik drastis dibandingkan capaian 2024 yang hanya 2,9 juta ton. Peningkatan itu didukung penambahan cetak sawah baru seluas 38 ribu hektare, sehingga total menjadi 560 ribu hektare se-Sumsel.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan program cetak sawah di Sumsel merupakan upaya menjadikan wilayahnya sebagai penyangga pangan nasional.
“Dengan tambahan 38 ribu hektare (menjadi 560 ribu hektare), kita menargetkan produksi GKG Sumsel menjadi 5 juta ton pada 2026,” ujar Deru usai meninjau lokasi cetak sawah di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI), Kamis (2/10/2025).
Dia menyebut, penambahan bertahap lahan cetak sawah di Sumsel pada tahun ini, membuat produksi GKG meningkat. Per September 2025, angkanya sudah mencapai 3,5 juta ton atau naik 600 ribuan ton dibandingkan 2024.
“Per September ini GKG kita sudah naik 600 ribuan ton, menjadi 3,5 juta ton. Padahal sepanjang 2024 hanya 2,9 juta ton. Jika 3,5 juta ton, rendemennya 65% artinya kita sudah surplus beras di atas 1 juta ton. Dengan jumlah itu, Sumsel sudah mencatat sejarah peningkatan produksi GKG,” ungkapnya.
Dia meminta lahan cetak sawah yang telah selesai dibuat untuk segera ditanam. Tidak menunggu selesai secara keseluruhan pada 1 lokasi.
“Saya minta ke brigade pangan, berapapun lahan yang sudah selesai dicetak agar langsung tanam, jangan tunggu selesai. Kalau sudah selesai 100 hektare, langsung tanam,” katanya.
Dia optimis, Sumsel nanti bisa di peringkat 3 besar lumbung pangan nasional. Sehingga, dia berharap Sumsel yang kini baru bisa mengimplementasikan IP100 naik menjadi IP200.
“Kita saat ini baru mampu memenuhi kebutuhan pangan untuk masyarakat, berbeda dengan Jatim yang sudah bicara industri. Sekarang kita ingin ubah mindset Sumsel, dari kecukupan pangan menjadi industri. Target 2026 nanti IP kita bisa 200 atau 2 kali panen,” ungkapnya.
Dia juga berharap infrastruktur pendukung merealisasikan target-target itu mendapat dukungan pemerintah. Baik dalam merehabilitasi irigasi yang memgalmk sedimentasi dan rusak untuk dinormalisasi.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Kita juga akan mendorong percepatan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji,” jelasnya.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Pertanian Suwandi mengatakan kenaikan produksi beras dan gabah di Sumsel sepanjang Januari-September menjadi yang tertinggi dari 5 besar provinsi penghasil pangan.
Untuk program cetak sawah, dia menyebut SID (survei investigasi dan desain) Sumsel sudah mencapai 100%. Dari 38 ribu hektare cetak sawah Sumsel, yang sudah kontrak seluas 29.884 hektare.
“Kekurangan Sumsel sedikit lagi, Banyuasin dan Ogan Ilir juga dalam waktu dekat akan melakukan kontrak. Kita target dalam waktu sebulan bisa selesai, karena Oktober nanti sudah masuk musim hujan. Kita optimis Sumsel ini menjadi daerah percontohan terbaik se-Indonesia,” ungkapnya.