Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengaku mendapatkan laporan adanya kerugian yang dialami PT Pertamina imbas dari dangkalnya Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Disebutkan Helmi, kerugian itu sebesar Rp 500 juta per harinya.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan mengatakan, sejak alur pelabuhan Pulau Baai alami pendangkalan, Pertamina melaporkan kerugian Rp 500 juta per hari.
“Kerugian Pertamina Rp 500 juta per hari sejak pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai. Pertamina biasanya menggunakan jalur laut kirim BBM ke Bengkulu sekarang menggunakan jalur darat, itu yang buat merugi,” kata Helmi, Sabtu (26/4/2025).
Helmi menjelaskan, Pertamina sedang mempertimbangkan menjadikan Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur sebagai dermaga tempat sandarnya kapal Pertamina untuk mengirim BBM ke Bengkulu.
“Pertamina sudah merencanakan akan menggunakan Pelabuhan Linau sebagai alternatif, tapi saat ini Pertamina mencoba menyalurkan BBM menggunakan pipa di luar alur pelabuhan agar suplai BBM bisa dilakukan, kita telah menyatakan status darurat,” jelas Helmi.
Helmi mengungkapkan, rencana Pertamina untuk menyuplai BBM dari luar alur tanpa bersandar di pelabuhan menggunakan pipa sedang menunggu persetujuan Pertamina pusat.
“Saya akan ke Pertamina pusat agar rencana menggunakan pipa dari luar alur bisa segera disetujui, karena kondisi Bengkulu sedang darurat. Bila dibiarkan lama maka kelangkaan BBM akan terjadi yang berakibat lumpuhnya aktivitas ekonomi di Bengkulu,” tegas Helmi.
Helmi juga menjelaskan, pihaknya telah meminta kepada Kementerian Perhubungan agar pengelolaan alur diserahkan ke pemerintah provinsi agar persoalan pendangkalan alur bisa mendapat solusi terbaik.
“Kemarin pihak Pelindo telah melakukan pengerukan alur, namun saat ini alur kembali dangkal dan tidak bisa dilalui. Mari kita bersama-sama berdoa agar masalah alur ini bisa segera teratasi,” tutup Helmi.
Menanggapi hal ini, Bupati Kaur, Gusril Pausi menyatakan kesiapannya membantu Pertamina dan Pemprov Bengkulu jika diperlukan.
“Pelabuhan Linau itu kewenangan pemerintah pusat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kami siap membantu bila dibutuhkan. Kami merasa senang bila Pelabuhan Linau dimaksimalkan,” ujar Gusril.
Menurit Gusril, Pelabuhan Linau merupakan pelabuhan alam yang dimanfaatkan sejak zaman Belanda.
“Pelabuhan itu alami, tidak ada pendangkalan. Sejak zaman Belanda digunakan,” ujar Gusril.
Terkait kerugian yang disebutkan Gubernur Bengkulu, pihak Pertamina Patra Niaga Sumbagsel angkat bicara. Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menegaskan pihaknya kini hanya fokus pada penyaluran dan distribusi BBM ke Bengkulu.
“Kami tidak bisa sampaikan hal tersebut (kerugian), saat ini kita sama-sama fokus upaya pemenuhan kebutuhan dan ketersediaan BBM di Bengkulu saja,” kata dia.