Serapan beras Bulog Sumatera Selatan dan Bangka Belitung hampir mencapai 100 ribu ton pada panen perdana. Penyerapan yang dilakukan sejak pertengahan Januari 2025 itu merupakan realisasi tertinggi bagi Bulog sepanjang berdiri.
“Serapan Bulog Sumsel sudah mencapai 97 ribu ton setara beras, masih ada sisa panen di Banyuasin dan kami optimis sampai akhir panen bisa mencapai 100 ribu ton. Masih ada 2 pekan lagi untuk memenuhi 100 ribu ton itu. Selama Bulog berdiri, ini penyerapan terbesar di Sumsel,” ujar Pimpinan Bulog Wilayah Sumsel Babel Heriswan, Senin (19/5/2025).
Jumlah 97 ribu ton setara beras itu merupakan hasil dari 133.833 ton gabah kering panen (GKP) plus 25.721 ton beras.
Dia menyebut, realisasi itu naik tiga kali lipat dibandingkan serapan tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata hanya 30 ribu ton pada panen awal tahun.
“Kalau dari tahun ke tahun (panen awal tahun) rata-ratanya 30 ribu ton setara beras,” ungkapnya.
Dia menerangkan realisasi itu termasuk dengan serapan di Babel yang mencapai 1.100 ton lebih gabah. Serapan di Babel juga tercatat mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Sama halnya dengan di Sumsel, serapan Bulog di Babel juga mengalami kenaikan. Kenaikan ini juga karena naiknya harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 6.500,” katanya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Heriswan menyebut, capaian tinggi itu karena pihaknya jemput bola langsung ke petani ketika mulai panen. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya menunggu di pintu gudang.
“Sesuai arahan presiden, kami jemput bola ke petani ketika panen, ke sawah-sawah petani. Tidak lagi menunggu di depan pintu gudang,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, sesuai arahan menteri pertanian dan gubernur, Sumsel ditarget masuk dalam tiga besar nasional penghasil beras tertinggi secara nasional. Bahkan Presiden Prabowo menyebut Sumsel bisa menjadi penyumbang tertinggi beras nasional.
Perluasan lahan tanam dalam program optimasi lahan (opla) akan mendorong produksi beras Sumsel. Diketahui, opla di Sumsel berada di Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI) yang ditarget tahun ini seluas 106 ribu hektare.
“Peningkatan beras Sumsel (ke Bulog) juga akan didorong program opla, selain karena serapan yang kita lakukan langsung di lapangan,” tukasnya.