Detail Penyebab Kematian Dua Anak Buah Kapal di Palembang Terungkap

Posted on

Dua anak buah kapal (ABK) Tugboat Marina 2210 yang tewas di perairan Gandus, Palembang sudah menjalani pemeriksaan forensik. Dokter forensik di RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang pun menjelaskan detail penyebab dua ABK tersebut tewas.

Adapun kedua korban tewas pada Minggu (13/4/2025) itu bernama Heru Bahri (28) dan Tendiko Arifin (34).

Dokter forensik RS Bhayangkara, Indra Nasution mengungkapkan keduanya tewas karena luka di perut dan benturan tulang belakang.

Indra menjelaskan korban Heru Bahri tewas karena tangan kanan patah, tulang belakang patah dan luka robek antara perut dan dada.

“Ada luka robek antara perut dada pada korban Heru hingga ususnya keluar akibat sabetan tali kapal,” ujarnya, Minggu (13/4/2025).

Sementara untuk Tediko Arifin, warga Jakarta mengalami luka memar pada bagian kepala. Selain itu, di bagian tengkoraknya juga ada tanda-tanda patah tulang.

“Ditemukan tanda-tanda patah tulang tengkorak, di bagian mata, telinga kanan dan kiri mengeluarkan darah dan hidung juga mengeluarkan darah,” ungkapnya.

Menurut Indra, kedua korban hanya di periksa di bagian luar dan saat ini rumah sakit tinggal menunggu dari pihak keluarga yang belum tiba.

“Kedua korban ini semuanya warga luar kota, jadi kita menunggu keluarga untuk mengambil jenazah di rumah sakit,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, identitas dua orang anak buah kapal (ABK) yang tewas di perairan Sungai Musi Palembang terungkap. Keduanya bernama Heru Bahri (28) dan Tendiko Arifin (34). Dalam kecelakaan Tugboat Marina 2210 itu, kedua korban meninggal dunia akibat terjepit di tali towing yang kencang saat gerak kapal berpindah.

Insiden itu terjadi pada Minggu (13/4/2025) sekitar pukul 09.00 WIB di perairan Sungai Musi Palembang tepat di kawasan perairan Gandus.

Kabid Perhubungan Laut dan ASDP Palembang Niharmanzah membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan kedua korban bernama Heru Bahri (28) dan Tendiko Arifin (34) warga Medan dan Padang sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Palembang.

“Ya benar kejadian tersebut merupakan kecelakaan kerja dua korban sudah dibawa anggota Polairud ke RS Bhayangkara Palembang,” katanya kepada infoSumbagsel, Minggu (13/4/2025).

Dia menjelaskan kejadian tersebut akibat kedua korban terjepit di tali towing. Kapal yang mereka kawal tersebut hendak mengangkat jangkar berpindah labuh.

“Namun saat kapal tersebut bergerak salah satu tali towing tersangkut pada tanduk boat menegang dan menyambar kedua koran sehingga korban terjepit dan meninggal di lokasi kejadian,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *