Viral curhatan seorang guru honorer di SMA Negeri 9 Palembang bernama Veni Zeliana (30) yang mengaku dikucilkan di tempatnya mengajar. Bahkan, dia mengaku untuk ikut seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dipersulit pihak sekolah.
Berdasarkan keterangan Veni, ia sudah mengabdikan diri sebagai guru honorer di SMA Negeri 9 Palembang sejak tahun 2022.
Diduga perlakuan itu didapatkannya dari pejabat struktural di sekolah tersebut. Curhatan Veni tersebut viral di media sosial.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Selama saya mengajar saya merasa seperti dikucilkan. Contohnya setiap semester itu saya tidak pernah mendapat tugas tambahan. Sekarang ini mata pelajaran sejarah tingkat lanjut di kelas IX ditiadakan. Alasannya, katanya cukup hanya tiga guru ASN yang sudah ada dan peminatnya sedikit. Padahal siswa-siswa saya justru sangat antusias,” katanya, Sabtu (4/10/2025).
Tak hanya itu, nasib malang Veni berlanjut ketika ia tidak direkomendasikan pihak sekolah untuk mengikuti seleksi PPPK tahap dua tahun 2024. Padahal Veni mengaku telah memenuhi semua syarat secara administrasi, namun hanya ia yang tidak dibantu rekomendasi sebagai peserta.
“Semua syarat saya penuhi, namun nama saya tidak diusulkan pihak sekolah. Saat itu sudah coba minta klarifikasi, malah dioper ke sana kemari tanpa jawaban jelas. Alasan mereka (pihak sekolah) berubah-ubah. Saya merasa diperlakukan tidak adil,” ujarnya.
Selama mengajar di SMA tersebut kurang lebih 3 tahun, ia mengajar berbagai mata pelajaran seperti Bahasa Inggris dan Sejarah maupun sejarah tingkat lanjut. Ia masuk ke sekolah tersebut sebagai guru yang mengajar mata pelajaran sejarah tingkat lanjut.
Namun, kata Veni, saat di semester tahun ajaran baru ini, tiba-tiba mata pelajaran tersebut tidak dimasukkan ke dalam paket.
Menurut pihak sekolah, kata Veni, pembukaan mata pelajaran itu sebenarnya ditujukan untuk memberi jam mengajar yang cukup untuk guru PNS maupun PPPK. Ironisnya, meski turut mengajar Veni merasa tidak diberdayakan.
“Saya hanya ingin keadilan. Siswa-siswa saya pun bertanya mengapa saya tidak lagi mengajar. Mereka tahu saya kompeten di bidang sejarah, tapi pelajaran sejarah tingkat lanjut malah dihapus. Saya merasa diperlakukan tidak layak sebagai guru yang sudah mengabdi,” ujarnya.
Setelah berdiskusi mengenai hal itu, Veni mengaku mendapat desakan halus untuk mengundurkan diri dan mencari sekolah lain. Sebab mata pelajaran sejarah tingkat lanjut yang ia ajarkan tidak dimasukkan ke dalam paket kurikulum, dimana hal tersebut membuat jam mengajarnya kosong.
Sementara itu, Kepala SMAN 9 Palembang, Hamdani belum memberikan penjelasan lebih lanjut terkait permasalahan tersebut. Ia hanya menyampaikan undangan untuk hadir langsung ke sekolah pada Senin mendatang untuk memperoleh klarifikasi.
“Terima kasih informasinya. Agar mendapat berita berimbang, kami mengundang bapak untuk hadir di SMAN 9 Palembang, Senin pukul 09.00 WIB,” tulis Hamdani singkat melalui pesan WhatsApp saat dihubungi wartawan.