CPNS Pemasyarakatan di Belitung Diduga Dianiaya, Pihak Lapas Bantah

Posted on

Seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemasyarakatan berinisial S, diduga menjadi korban penganiayaan oknum petugas lapas di Kabupaten Belitung. Korban disebut mengalami cedera tangan kanan.

Atas laporan tersebut, Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memberikan bantahan.

“Tidak ada bentuk penyiksaan ataupun tindakan yang berlebihan terhadap CPNS,” tegas Kakanwil Ditjenpas Babel Herman Sawiran singkat kepada infoSumbagsel, Sabtu (20/9/2025).

Herman menegaskan, dirinya bersama Kalapas Tanjungpandan Royhan Al-Faisal telah menemui dan memberikan keterangan kepada keluarga korban. Dia memastikan, tuduhan dan informasi yang beredar terkait kekerasan tidak benar.

“(Kami) mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan mengingatkan pemberitaan yang terjadi tidak sesuai dengan sebenarnya,” tegasnya kembali.

Kalapas Tanjungpandan Royhan juga membantah kabar adanya peristiwa pemukulan terhadap korban. Ia memastikan kabar itu telah dipolitisasi.

“Kami sudah bertemu dengan orangtua CPNS tersebut untuk menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi, pemberitaan ini sudah di pelintir oleh oknum yang tidak jelas sehingga memperburuknya citra instansi kami,” katanya.

Royhan menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Lapas itu hanya pembinaan fisik tanpa adanya kekerasan atau pemukulan. Ia menyebut korban hanya diminta untuk push up dengan tujuan pembinaan.

“Kejadian yang menyangkut di dalam lapas kondisinya tidak ada terjadi pemukulan dari kita. Hanya pembinaan fisik pada saat itu plank push up. Pada saat plank push up itu kalau menurut saya itu masih normal-normal saja,” tegasnya.

“Akan tetapi kita tidak tau kondisi seseorang bagaimana, sempat saya tanya juga (katanya) gk ada apa-apa. Setelah itu salaman kita, gak ada masalah, nah besok paginya tangannya mati rasa sebelah kanan. Jadi Sejauh ini hanya pembinaan fisik saja untuk teguran agar lebih dihargai lagi senior-seniornya di dalam lapas,” sambungnya.

Informasi yang dihimpun infoSumbagsel, peristiwa itu diduga dipicu karena korban dianggap kurang memberikan sikap hormat kepada atasannya. Kabarnya, sebelum di suruh push up, korban sempat dicekik dan ditampar oleh oknum aparat atau petugas lapas tersebut.

Kabar korban sempat mengalami pencekikan itu juga disampaikan oleh anggota DPRD Babel Kasbiransyah usai menjenguk korban di RSUD Marsidi Judono Belitung. Ia pun mengungkap kronologi sementara.

Diketahui, Kasbiransyah merupakan anggota DPRD provinsi dapil Belitung dan Belitung Timur (Beltim)

“Kronologi kejadiannya, kurang lebih yang kami dapatkan secara informal. Jadi korban ini sedang berjalan, berpapasan dengan oknum Kalapas. Kemudian dirasakan oleh oknum ini, dia (korban) kurang memberi hormat dan terjadilah komunikasi dan oknum ini naik darah, temperamen, kemudian langsung mencekik, kemudian menampar,” terangnya kepada wartawan, Jumat (29/9).

“Setelah itu, dilakukan lah hukuman secara fisik push up. Namun ada dugaan push up inilah yang menyebabkan korban ini mengalami cedera. Secara medis, dijelaskan oleh dokter itu dia mengalami cedera otot di tangan sebelah kanan yang diduga mengalami benturan benda keras,” sambungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *