Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memastikan bahwa hewan liar yang menyerang warga bernama Ramli (46) petani di Merangin Jambi adalah beruang madu bukanlah harimau Sumatera. Hal itu diketahui setelah pihak BKSDA dan TNKS melakukan penelusuran ke lokasi kejadian.
“Iya, berdasarkan karakteristik luka dan keterangan dari Babinsa Desa Birun, tim menyimpulkan dugaan serangan bukan oleh harimau, melainkan itu beruang madu,” kata Kepala BKSDA Jambi dalam keterangan tertulis yang diterima infoSumbagsel, Jumat (27/6/2025).
Tim gabungan BKSDA dan TNKS melakukan penelusuran itu guna memastikan soal harimau Sumatera yang disebut menyerang sebanyak 2 ekor. Namun setelah dicek, tim tidak menemukan tanda keberadaan kucing belang besar itu.
“Dari hasil observasi lapangan setelah tim membuat trek sejauh 200 meter menuju lokasi didapati bahwa tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau Sumatera (jejak, cakaran, dan lainnya),” ujar Agung.
Tim gabungan awalnya melakukan briefing di Kantor SKW I BKSDA Jambi dalam membahas laporan gangguan satwa liar dan persiapan menuju lokasi kejadian. Pukul 16.30 WIB tim berangkat menuju Desa Birun dan tiba pukul 18.30 WIB sambil berkoordinasi dengan Kepala Desa.
Tim kemudian menuju lokasi kejadian didampingi kepala desa. Tim dibagi dua, tim pertama menggali informasi di sekitar lokasi, sedangkan tim kedua menyisir area sekitar.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
BKSDA menerangkan penelusuran tim pertama menelusuri keterangan warga bernama Sadri (mantan Kades Birun) jika korban sudah empat hari memanen kopi di kebunnya. Pada pukul 10.00 WIB, korban ditemukan terluka dan turun sendiri ke lokasi kebun milik warga lain yang sedang bekerja sekitar 50 meter dari jalan aspal.
“Korban diselamatkan warga dan dibawa ke puskesmas untuk mendapat penanganan awal. Hasil pengecekan, lokasi kejadian berjarak sekitar 400 meter dari rumah warga dan berada dalam kawasan TNKS,” terang Agung.
Agung juga menyebut korban saat ini telah dirawat di RSUD Kolonel Abundjani Bangko. Namun karena luka cukup parah, korban dirujuk ke RSUD Raden Mattaher Jambi untuk perawatan lanjutan.
Agung menjelaskan Balai KSDA Jambi telah berupaya cepat merespons laporan masyarakat. Penanganan interaksi negatif satwa dan manusia perlu dukungan dan kerjasama semua pihak dalam mitigasinya.
“Kami juga mengimbau masyarakat, khususnya yang beraktivitas di sekitar kawasan hutan, agar selalu waspada terhadap potensi perjumpaan dengan satwa liar,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang petani kayu manis di Kabupaten Merangin Jambi bernama Ramli (46) saat ini harus dirawat intensif di RSUD Jambi usai diterkam harimau. Kejadian ini terjadi pada Rabu (25/6) ketika petani itu sedang berada di kebun kayu manisnya di Desa Birun, Kecamatan Pangkalan Jambu, Merangin.
Saat ini, kondisi warga alami luka yang cukup serius. Apalagi Ramli juga dilarikan ke Rumah Sakit RSUD Jambi agar mendapatkan pertolongan lebih baik usai diterkam binatang buas tersebut.