BPBD Sumsel Minta 12 Helikopter ke BNPB untuk Patroli dan Water Boombing

Posted on

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan akan mengajukan permohonan bantuan helikopter patroli dan water boombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini. Jumlah unit yang diminta bantuan menyesuaikan dengan kondisi karhutla.

“Masih sama seperti tahun kemarin, helikopter water boombing akan tetap kita usulkan (ke BNPB)untuk pemadaman karhutla di Sumsel,” ujar Kepala BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana, Senin (12/5/2025).

Menurutnya, helikopter itu sangat efektif dalam penanganan karhutla selain pemadaman jalur darat. Jumlah usulan yang akan diminta ke BNPB sebanyak 12 unit helikopter yang standby sepanjang karhutla.

“Nanti akan kita usulkan setelah provinsi menetapkan status siaga darurat karhutla. Seperti tahun lalu ada 12 unit yang standby. Kita akan berkirim surat ke BNPB karena pemadaman dengan jalur udara cukup efektif dilakukan, khususnya di titik api yang sulit dijangkau tim darat,” katanya.

Dari jumlah itu, beberapa di antaranya akan sebagai helikopter patroli untuk memantau terjadinya karhutla. Koordinasi akan dilakukan tim patroli dengan helikopter water boombing jika menemukan ada lahan yang terbakar.

Dia menyebut, seluruh wilayah akan diantisipasi ketika terjadi karhutla. Namun, beberapa wilayah akan menjadi perhatian serius khususnya di lahan gambut yang ada di OKI, OI, Banyuasin, Muba, Muara Enim, PALI

“Di OKI, Muba, dan Banyuasin memiliki lahan gambut yang luas. OI dekat dengan tol juga menjadi perhatian serius karena asap dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Muara Enim dan PALI menurut sebaran gambutnya juga cukup luas dan berpotensi karhutla,” jelasnya.

Sebelumnya, Iqbal menyebut jika saat ini menunggu dua daerah di Sumsel untuk menetapkan kenaikan status siaga darurat karhutla. Saat ini yang masih berproses adalah OI, Banyuasin, dan Muba.

Sembari proses itu jalan, pihaknya tengah menyiapkan rakor lintas instansi di antaranya dengan TNI, Polri dan sebagainya. Dia menyebut akhir Mei atau awal Juni nanti Sumsel, sudah mulai menaikkan status siaga.

“Jangan sampai, hotspot sudah banyak kita baru membahas karhutla. Kita akan menaikkan status lebih awal, karena kemarau tahun ini prediksi BMKG akan lebih lama dibandingkan 2024,” tukasnya.