Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel), mencatat Agustus menjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tertinggi di Sumsel. Selama bulan itu, ada 266 kejadian.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman mengatakan angka kejadian Agustus itu menjadi yang tertinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
“Dari data laporan yang masuk di BPBD Sumsel, ada 266 kasus karhutla pada Agustus. Angka itu tertinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Sementara September ini, baru ada 28 kasus,” ujar , Minggu (7/9/2025).
Menurutnya, tingginya kasus Agustus karena pada bulan tersebut merupakan puncak kemarau. BPBD sebelumnya juga menyebut jika September ini masih puncak kemarau, sehingga kewaspadaan terhadap karhutla masih dilakukan.
“Iya meski potensi hujan juga ada di Agustus dan September, puncaknya (kemarau) tetap di dua bulan tersebut. September ini kita masih tetap waspada ancaman karhutla,” katanya.
Sementara dari data kasus, wilayah yang masuk zona merah karhutla berada di Ogan Ilir dengan 111 kejadian, Muba 83 kejadian, Banyuasin 54 kejadian, OKI 52 kejadian, PALI 34 kejadian, dan Muara Enim 31 kejadian.
“Kasus kejadian di Sumsel paling tinggi di Ogan Ilir dengan 111 kejadian dan secara wilayah kecamatan paling banyak terjadi di Indralaya Utara dengan 51 kejadian,” katanya.
Wilayah zona oranya (16-30 kejadian) hanya di wilayah Mura dengan 19 kejadian. Sedangkan zona kuning (1-15 kejadian) tersebar di Muratara, Empat Lawang, Lubuklinggau, Lahat, OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Prabumulih, dan Palembang, dan zona hijau di Pagar Alam.