Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) akan mendukung pembangunan dari dana stimulan untuk warga terdampak gempa di Bengkulu. Khusus warga yang rumahnya rusak berat akan memperoleh dana Rp 60 juta, rusak sedang Rp 30 juta dan rusak ringan Rp 15 juta.
Namun, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi pemerintah daerah agar dana tersebut dapat terkucur, yakni melengkapi proposal dilengkapi data korban.
Direktur Dukungan Infrastruktur Darurat (DID) BNPB, Yuferizal mengatakan, pihaknya meminta kepada pemda agar segera menyampaikan proposal yang dilengkapi data by name by address, sesuai NIK KTP.
“Untuk besaran dana stimulan, pemerintah akan memberikan dana senilai Rp 60 juta kepada warga terdampak dengan kategori rusak berat, Rp 30 juta rusak sedang dan Rp 15 juta untuk rusak ringan,” kata Yuferizal, Minggu (25/5/2025).
Selain sebagai akuntabilitas, proposal tersebut juga dimaksudkan agar dukungan yang diberikan lebih terukur dan tepat sasaran. Pihaknya akan melakukan pendampingan kepada pemda setempat untuk memaksimalkan akselerasi kinerja, terutama dalam pendataan, validasi hingga penyerahan dana stimulan kepada masyarakat terdampak.
Selain itu, pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengambil langkah kolaboratif yang melibatkan peran dunia usaha dalam mempercepat transisi penanganan darurat menuju pemulihan secara paralel pascagempa M 6.0 yang terjadi pada Jumat (23/5/2025) dini hari.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi (Deputi 1) BNPB, Raditya Jati optimistis bahwa sinergitas antara pemerintah bersama komponen lainnya dapat segera meringankan beban warga terdampak gempa bumi.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Raditya mengatakan bahwa upaya tersebut sekaligus menjadi harapan Kepala BNPB yang tentunya juga menjadi arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan penanganan darurat masyarakat terdampak dan pemulihannya dapat dilakukan dengan baik.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyebut pihaknya sudah menyiapkan anggaran Rp 4,7 miliar untuk pemulihan pascagempa Bengkulu. Dari bencana gempa tersebut, diketahui ada 150 rumah warga dilaporkan terdampak, 7 rumah roboh dan 40 rumah rusak berat.
“Rumah yang rusak berat akan kami robohkan dan bangun kembali. Sementara rumah dengan kerusakan ringan akan direhabilitasi,” kata Helmi, Minggu (25/5/2025).
Helmi menjelaskan, pihaknya telah mengestimasi kebutuhan dana pemulihan mencapai Rp 4,7 miliar. Dari jumlah tersebut, saat ini telah tersedia dana awal sebesar Rp 300 juta dari kas daerah.
Selain itu, dukungan dari Baznas, para pejabat, dan masyarakat terus mengalir. Bahkan, pengembang perumahan (developer) pun diminta turut ambil bagian dalam misi kemanusiaan ini.
“Untuk pembangunan rumah yang mengalami kerusakan berat, kami anggarkan sekitar Rp 1,8 miliar. Itu akan menjadi tanggung jawab penuh Pemprov,” jelas Helmi.
Sebagai upaya mempercepat pemulihan, Gubernur Helmi menugaskan seluruh bupati dan wali kota di Bengkulu untuk mengambil tanggung jawab langsung atas perbaikan minimal satu rumah. Hasilnya, 10 rumah telah selesai diperbaiki sejauh ini.
Tak hanya soal percepatan, Helmi juga menekankan pentingnya transparansi dalam setiap proses, agar tidak menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada TNI, Polri, dan Forkopimda atas dukungan mereka dalam penyediaan dapur umum serta penanganan bencana lainnya.
Tak hanya itu, Helmi menyebut ada investor asal Tiongkok yang siap membangun 50 unit rumah bagi warga terdampak. Meski pembangunannya diperkirakan memakan waktu sekitar satu bulan, bantuan ini disambut hangat oleh pemerintah dan masyarakat.
“Atas nama Pemerintah Provinsi, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menunjukkan kepeduliannya. Kolaborasi ini menjadi semangat bagi Bengkulu untuk bangkit kembali,” tutup Helmi.