Umat Islam akan melangsungkan puasa di Hari Arafah 9 Dzulhijjah pada Kamis, 5 Juni 2025. Untuk memulainya harus dengan membaca niat puasa arafah secara sungguh-sungguh agar memantapkan hati sebelum beribadah.
Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW dengan ganjaran penghapusan dosa kecil selama dua tahun yakni sebelum dan yang akan datang, seperti ini bunyi hadisnya:
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang. Dan puasa asyura (10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lepas,” (HR. Muslim).
Niat boleh dibaca dengan menggunakan bahasa Arab, Latin, atau terjemah. Inilah bacaan niat puasa Arafah 2025 lengkap dengan bacaan doa mustajab.
Pelaksanaan puasa sunnah di Hari Arafah sama seperti puasa pada umumnya. Namun berbeda dalam redaksi niat. Berikut ini bacaan niat puasa Arafah lengkap:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta’âlâ.“
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.“
Ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan ketika seseorang melaksanakan puasa Arafah. Keutamaan ini didasarkan pada keterangan hadis dan fatwa ulama yang memberikan kekuatan atas kesunnahan menjalankan puasa tanggal 9 Dzulhijjah.
Kesempatan puasa Arafah memberikan ampunan dari Allah SWT untuk menghapus dosa selama dua tahun yakni satu tahun yang lalu dan akan datang. Keutamaan ini bersandar pada hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
قَالَ وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ قَالَ وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: “Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada Arafah, maka beliau menjawab: ‘Puasa itu akan menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang.’ Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada hari Asyura, beliau menjawab, ‘la akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim).
Dosa yang dihapuskan ketika berpuasa Arafah adalah dosa kecil, ada beberapa yang berpendapat dosa besar juga. Ibnu Abbas RA berkata:
“Seseorang yang melaksanakan puasa Arafah akan mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan hidup pada tahun berikutnya. Sebab Nabi Muhammad SAW memberi kabar gembira bahwa seoran gyang melaksanakan puasa arafah akan diampuni dosa di tahun berikutnya.“
Ikrimah RA meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas RA melihat Rasulullah SAW berdoa di arafah sambil meletakkan tangannya di atas dada seperti orang miskin yang sedang meminta makanan. Inilah bacaan doa Hari Arafah yang bisa diamalkan sebelum malam takbiran.
Thalhah bin Ubaidillah bin Kariz RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengatakan sebaik-baik doa yang saya ucapkan dan juga oleh nabi-nabi sebelumku adalah:
لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
Arab Latin: La ilaha illallah wahdahu là syarika lahu
Artinya: “Tiada tuhan selain Allah Maha Esa yang tiada sekutu bagi-Nya“
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW pada hari Arafah sebagai berikut:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Arab Latin: La ilaha illallah wahdahu là syarika lahu lahu al-mulku wa lahu al-hamdu wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadir
Artinya: Tiada tuhan selain Allah Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan, dan kepunyaan-Nya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (HR Al-Tirmidzi)
سُبْحَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ عَرْشُهُ. سُبْحَانَ الَّذِي فِي الْأَرْضِ مَوْطِعُهُ سُبْحَانَ الَّذِي فِي الْبَحْرِ سَبِيلُهُ سُبْحَانَ الَّذِي فِي النَّارِ سُلْطَانُهُ. سُبْحَانَ الَّذِي فِي الْجَنَّةِ رَحْمَتُهُ سُبْحَانَ الَّذِي فِي الْقُبُورِ قَضَاتُهُ. سُبْحَانَ الَّذِي فِي الْهَوَاءِ رُوْحُهُ. سُبْحَانَ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاءَ، سُبْحَانَ الَّذِي وَضَعَ الْأَرْضِينَ سُبْحَانَ الَّذِي لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَى مِنْهُ إِلَّا إِلَيْهِ
Arab Latin: Subhanalladzi fi al-sama’ ‘arsyuhu. Subhanalladzi fi al-ardh mauthi’uhu. Subhanalladzi fi al-bahr sabiluhu. Subhanalladzi fi al-nâr sulthânuhu. Subhanalladzi fi al-jannah rahmatuhu. Subhanalladzi fi al-qubür qadha’uhu. Subhanalladzi fi al-hawa’ rūhuhu. Subhanalladzi rafa’a al-sama’. Subhanalladzi wadha’a al-ardhin. Subhanalladzi là malja’a wa là manja minhu illa ilaihi
Artinya: “Mahasuci Allah yang ‘Arasy-Nya di atas langit. Mahasuci Allah yang kekuasaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Mahasuci Allah yang jalan-Nya di lautan. Mahasuci Allah yang berkuasa di neraka. Mahasuci Allah yang rahmat-Nya ada di surga. Mahasuci Allah yang keputusan-Nya ada di alam kubur. Mahasuci Allah yang ruh-Nya. Maha Suci Allah yang meninggikan langit. Maha Suci Allah yang meletakkan bumi. Maha Suci Allah yang tidak ada tempat berlindung dan tempat melarikan diri kecuali kepada-Nya.“
Doa ini bisa dibaca oleh yang berhaji ataupun tidak. Boleh dibaca setelah salat fardhu atau sunnah. Mulai dari Maghrib hingga waktu asar pada 9 Dzulhijjah. Sebagian ulama memperbolehkan untuk membaca doa ini secara berjamaah di masjid. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Abbas RA.
Itulah bacaan niat puasa Arafah 9 Dzulhijjah lengkap dengan keutamaan hingga doa mustajabnya. Semoga, berguna.