Penyakit TBC atau tuberkulosis menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia setelah HIV. Semua kalangan usia mulai dari bayi hingga orang tua bisa terkena penyakit ini. Lalu, apa itu TBC?
Sebagai salah satu penyakit berbahaya, perlu kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai TBC agar dapat mencegah dan mengobati bagi yang sudah terkena penyakit ini. Adapun penjelasan lengkap mulai dari dari pengertian, gejala, hingga pengobatan TBC bisa dibaca pada rangkuman di bawah ini.
Tuberkulosis atau TBC adalah salah satu penyakit kronis yang bisa membahayakan kesehatan. Penyebab kemunculan TBC karena terjadi infeksi bakteri yang menyerang organ pernapasan paru-paru.
Dikutip Buku Ajar Tuberkulosis Diagnostik Mikrobiologis karya Ni Made Mertaniasih, TBC termasuk penyakit tertua yang pernah diidentifikasi dari manusia. Penyakit ini sudah teridentifikasi sekitar 3400 tahun sebelum Masehi.
Saat itu, para ilmuwan menemukan gambaran khas tuberkulosis tulang pada mumi seorang anak kecil di Mesi yang mengalami kelainan karena tuberkulosis. Gambaran mikroskopis yang khas ini juga ditemukan pada tulang dari mumi lain yang berasal dari Peru, sekitar 700 sebelum Masehi.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Dalam catatan Kementerian Kesehatan hingga awal Maret 2025 telah mendeteksi sekitar 889.000 dari estimasi kasus yang sudah mencapai 1.090.000. Saat ini, posisi Indonesia berada di urutan kedua setelah India dalam hal beban TBC.
Orang yang menderita TBC biasanya akan mengalami beberapa gejala yang berhubungan dengan sistem pernapasan. Gejala yang muncul seringkali berkembang secara perlahan-lahan sehingga tidak bisa langsung terlihat. Adapun tanda yang bisa dipastikan yakni:
1. Batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, bahkan disertai darah.
2. Demam ringan terutama malam hari.
3. Berkeringat di malam hari.
4. Penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas.
5. Kelelahan dan rasa lemah berkepanjangan.
6. Nyeri dada saat bernafas atau batuk.
Kemunculan gejala ini akibat dari paparan penularan melalui udara ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Droplet yang mengandung bakteri bisa terhirup orang lain, terutama bagi mereka yang mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah. Karena itu ada beberapa faktor risiko yang mencakup:
Penularan penyakit TBC terjadi saat kuman TB yang bertebaran di udara terhirup oleh orang lain. Saat penderita TB batuk, bersin dan berbicara tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara.
Sekali batuk dapat mengeluarkan 3.000 percikan dahak yang mengandung 3.500 kuman M. tuberculosis, sedangkan sekali bersin mengeluarkan 4.500 hingga 1 juta kuman M. tuberculosis. Bakteri yang masuk ke dalam tubuh akan menuju paru-paru dan organ tubuh lainnya. Reaksi di dalam tubuh akan terjadi 6 sampai 14 minggu setelah infeksi.
Terdapat beberapa cara untuk mencegah penyakit TBC. Berikut beberapa langkah yang bisa infoers lakukan.
1. Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) yang dapat memberikan perlindungan dari penyakit TBC.
2. Hindari kontak dengan seseorang yang terinfeksi TBC.
3. Mempunyai saluran ventilasi agar ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik.
4. Selalu menggunakan masker saat harus berdekatan dengan orang terinfeksi TBC.
5. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
6. Terapkan etika saat batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung.
7. Membuang sampah bekas bersin ke tempat sampah.
8. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Dilansir website resmi Kemenkes, ada empat tahapan yang dilakukan saat penderita TBC melakukan proses pemeriksaan. Tahapan-tahapan tersebut bisa dilakukan berulang kali untuk memastikan negatif atau positifnya. Berikut masing-masing penjelasan pemeriksaan TBC.
Pada tahapan ini dokter akan mengambil dahal dua kali dalam satu hingga dua hari. Tahapan ini dikenal dengan SS/SP. Disebut SS jika datang ke fasilitas pelayanan kesehatan hari ke-1 dan diambil 2 dahal dengan interval minimal 1 jam. Sementara SP dilakukan ketika datang ke fasilitas pelayanan kesehatan hari pertama dan pagi harinya setelah bangun tidur di hari kedua.
Tes tuberkulin merupakan pengujian yang digunakan untuk menunjang diagnosis TB dengan cara menyuntikkan 0,1 ml tuberkulin purified protein derivative (PPD) ke permukaan bagian dalam lengan bawah.
Pemeriksaan tambahan berupa rontgen foto dada apabila pemeriksaan dahak hasilnya negatif, sedangkan gejala TB lainnya ada.
Tahapan ini menggunakan alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan diagnosis TB. Setelah dinyatakan positif TBC, maka dilakukan tahapan pengobatan.
Pengobatan penyakit TBC berlangsung selama 6 hingga 8 bulan yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama (intensif), obat diminum setiap hari selama 2 hingga 3 bulan. Tahap kedua, obat diminum 3 kali seminggu selama 4 hingga 5 bulan.
Itulah penjelasan tentang TBC mulai dari pengertian hingga pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan bagi penderita. Semoga berguna, ya.