Al Haris Sebut Sinergi yang Kuat Sangat Penting Atasi Karhutla di Jambi

Posted on

Gubernur Jambi Al Haris menyebut sinergi yang kuat sangat penting untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi. Dia pun meminta pemerintah, swasta maupun masyarakat harus terjalin baik dalam pencegahan karhutla.

“Saya rasa sinergi dalam pencegahan karhutla pastinya penting ya, karena pertama selain sangat berdampak baik tentu bisa menghindari kondisi buruk akibat karhutla ini,” kata Al Haris, dalam mendampingi kunker Wamenhut Sulaiman Umar Siddiq dalam penijauan program pencegahan karhutla di Jambi, dalam keterangan tertulis yang diterima infoSumbagsel, Sabtu (14/6/2025).

Saat ini kata dia, Pemerintah Provinsi Jambi bersama stakeholder terkait terutama pihak swasta sudah berjalan sangat baik untuk antisipasi karhutla. Langkah itu dilakukan juga sebagai bentuk upaya menghindari terjadinya bencana karhutla yang besar di tahun 2015 dan 2019 silam.

“Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan pasti buat pencegahan karhutla ya. Ini harus kita kuatkan, agar Jambi ini tidak terjadi lagi bencana kebakaran hutan dan lahan yang besar seperti tahun tahun silam sebelumnya,” ujarnya.

Pencegahan karhutla itu sudah terlihat bagaimana persiapan pemerintah maupun pihak perusahaan perkebunan swasta di Jambi yakni PT WKS dalam pencegahan karhutla sudah begitu matang.

“Tadi kita sudah lihat juga kan, bagaimana pihak WKS membuat program namanya water intake buat aliri air di sekitaran lahan gambut dengan manfaatkan sungai Batanghari. Ini kan baik juga selain bisa memberikan lahan gambut agar tetap basah, pastinya juga mengairi kanal-kanal perkebunan jika nanti ada terjadi kebakaran dengan sangat cepat melakukan pemadaman dari air yang sangat tertampung baik di kanal yang ada,” ujarnya.

Langkah lain untuk mencegah kebakaran yakni mengoptimalkan tanaman akasia yang dikelola pihak perusahaan. Nantinya, akan dioptimalkan untuk dikelola di lahan-lahan gambut yang tidak terpakai untuk menghindari terjadinya kebakaran saat masuk musim panas.

Menurut dia, penting dalam pengelolaan lahan gambut dengan ditanami pohon akasia selain memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas tanah, juga penghalang alami terhadap penyebaran api juga lebih tahan terhadap kekeringan dan kebakaran.

“Penerapan praktik terbaik dalam pengelolaan lahan gambut perlu dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, potensi lahan gambut dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan pertama untuk kesejahteraan masyarakat juga salah satu pencegahan adanya kebakaran, apalagi ditanamkan yang berdekatan pula disekitaran kawasan hutan lindung gambut (HLG),” ungkapnya.

Pemanfaatan lahan gambut, kata Al Haris, merupakan fokus penting dalam pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan lahan gambut yang efektif juga dapat memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan.

“Yang jelas saya sangat mengapresiasi kontribusi signifikan WKS dalam pembangunan Jambi, khususnya pemanfaatan lahan gambut yang sebelumnya rawan terjadinya kebakaran, kini jadi untuk kegiatan usaha perusahaan yang telah meningkatkan produktivitas yang dampak positif yang luas, termasuk efek pengganda bagi pemerintah dan Pemerintah Provinsi,” ujarnya.

Selain itu, Al Haris juga meninjau fasilitas dan infrastruktur pendukung pengendalian kebakaran hutan di Manggala Agni di Jambi.

“Salam hormat saya kepada seluruh personel Manggala Agni. Meskipun secara kuantitatif sumber daya kita masih terbatas, hal tersebut tidak mengurangi profesionalisme dan kebanggaan kita sebagai bagian dari Manggala Agni,” ujarnya.

“Loyalitas dan dedikasi yang tinggi ditunjukkan Bapak/Ibu sekalian adalah individu-individu terpilih dan mulia yang berdedikasi pada aksi kemanusiaan. Solidaritas dan kolaborasi tim kita harus terus dijaga, khususnya dengan masyarakat. Kendati personil kita terbatas, namun potensi masyarakat-termasuk para pemadam kebakaran-sangat besar,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Balai Daops Se-Sumatra Ferdi Kusnanto memaparkan Luas kebakaran hutan di Jambi pada tahun 2019 mencapai sekitar 56.000 hektare. Hal itu terjadi akibat dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Angka tersebut kemudian menurun drastis dan sangat signifikan menjadi 5.000 hektare pada tahun 2023, dan lebih rendah lagi pada tahun 2024, yakni hanya 40-43 hektar antara Januari hingga April.

“Penurunan ini merupakan hasil kerja keras bersama, bukan hanya berkat rahmat Tuhan berupa curah hujan yang tinggi, tetapi juga kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi, Satgas Karhutla, TNI/Polri, dan dukungan penuh dari seluruh perusahaan pastinya,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *