Bulan April 2025 Sumatera Selatan (Sumsel) sudah memasuki masa pancaroba atau musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel pun meminta masyarakat di Sumsel untuk waspada.
Kepala Stasiun SMB II Palembang Siswanto mengatakan pancaroba ini dicirikan munculnya cuaca yang berubah dalam waktu yang singkat.
Selama masa pancaroba, kata dia, hujan umumnya turun pada siang hingga menjelang malam, diawali dengan udara hangat sejak pagi yang membuat atmosfer menjadi labil.
Pemanasan permukaan yang intens memicu terbentuknya awan konvektif, terutama awan cumulonimbus (CB) yang dapat menyebabkan hujan lebat disertai kilat, angin kencang, bahkan hujan es atau puting beliung.
Karakteristik hujan pada masa pancaroba cenderung tidak merata dan berlangsung dalam durasi yang singkat.
“Hujan dalam durasi pendek dengan intensitas sedang hingga lebat akan sering muncul bahkan disertai angin kencang dan kilat atau sambaran petir,” kata Siswanto, Senin (14/4/2025).
Kata dia, masyarakat bisa mewaspadai perubahan cuaca tersebut dengan melihat adanya pertumbuhan awan hitam keabu-abuan dengan tinggi dasar awan antara 450-600 meter dengan puncak awan menjulang tinggi hingga mencapai 9000-10.000 meter itulah beberapa ciri awan cumulonimbus (CB) yang berdampak bencana hidrometeorologi.
“Saat masa peralihan ini masyarakat diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap dampak bencana hidrometeorologi salah satunya dengan terus memantau update info cuaca melalui kanal resmi BMKG atau bisa kontak langsung dengan kantor BMKG terdekat,” ujarnya.