Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, meresmikan pameran prangko bertema ‘Para Pendiri Bangsa’ di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Kegiatan ini sekaligus pelantikan Perkumpulan Filateli Indonesia (PFI).
Pameran ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari, mulai 20-24 Oktober 2025. Tujuan utama dari pameran ini adalah untuk mengenang sejarah bangsa Indonesia melalui media perangko. Sebanyak 80 prangko bersejarah dipajang lengkap dengan sejarahnya masing-masing di baliknya.
Selain itu, acara ini juga akan diisi dengan berbagai workshop dan seminar yang dapat diikuti. Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru turut hadir dalam pembukaan.
Herman Deru menyambut baik inisiatif ini. Ia menekankan bahwa Palembang, sebagai kota tertua di Indonesia, memiliki aturan budaya yang kental bahkan dalam aktivitas gerak tubuh dan lisan.
“Kami berharap dapat membimbing terhadap bagaimana kami di Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Kita wajib bangga berdomisili di Palembang dengan banyak budaya dan sejarah,” ujarnya pada Senin, (20/10/2025).
Herman Deru juga menyoroti pentingnya pelantikan PFI yang dihadiri langsung oleh menteri kebudayaan. Menurutnya, kehadiran Fadli Zon sangat penting untuk memotivasi generasi muda agar mau mengembangkan hobi filateli.
“Bahwa kehadiran (Menteri) untuk memotivasi generasi muda. Untuk mengembangkan antar penggemar filateli sedunia, bukan hanya nasional. Tanpa motivasi menteri, (hobi ini) dapat sedikit demi sedikit berkurang,” ucap Herman.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam sambutannya menegaskan sejarah panjang PFI sebagai salah satu organisasi tertua di Indonesia.
“PFI ini organisasi salah satu yang tertua, (berdiri) 1922. Umur 103 tahun. Dulu ini merupakan hobinya para raja,” ungkap dia.
Fadli Zon menjelaskan bahwa filateli bukan sekadar hobi mengumpulkan prangko atau dokumen surat. Menurutnya, dari prangko semua orang bisa belajar banyak hal, mulai dari sejarah, kerajinan, hingga kedisiplinan.
Prangko telah berevolusi dari sekadar alat pembayaran komunikasi menjadi penanda zaman. Setiap peristiwa penting kerap diabadikan dalam prangko, sejak pertama kali dibuat pada 1840 di dunia dan masuk ke Indonesia pada 1864.
“Prangko menjadi budaya partial yang hidup dan menjadi penanda zaman. Mudah-mudahan bisa menjadi bagian yang dapat dinikmati dan media belajar sejarah tokoh-tokoh di balik kemerdekaan lewat perangko,” harapnya.
Fadli Zon juga menyampaikan bahwa butuh komitmen dan kerja sama pemerintah dan semua pihak untuk dapat turut menjaga serta memajukan budaya. Ia berharap dengan pelantikan PFI dapat memacu kinerja sehingga dapat menjadi sarana pendidikan.
Menutup sambutannya, Fadli Zon mengajak semua pihak untuk menjaga budaya dan membangkitkan ekonomi serta industri budaya. Ia menekankan museum harus menjadi bagian dari kemajuan itu, yang membutuhkan komitmen bersama.
“Marilah kita jaga budaya kita dan mudah-mudahan kita akan bangkit dengan ekonomi dan industri budaya. Museum harus kita jadi bagus,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi simbol transformasi museum dari tempat penyimpanan benda bersejarah menjadi ruang publik yang aktif, kolaboratif, dan edukatif.
“Museum harus hidup dan dekat dengan masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan budaya sendiri,” ungkapnya.
Pameran Prangko Para Pendiri Bangsa akan berlangsung selama 20-23 Oktober 2025, menampilkan koleksi perangko, dokumen sejarah, benda kuno, serta buku-buku langka tentang Palembang.
Di waktu bersamaan, Jumpa Museum 2025 (20-21 Oktober) menghadirkan pertunjukan seni seperti Tanjidor, Dulmuluk, dan Tari Kreasi Sumsel, sebagai wadah apresiasi bagi seniman daerah.
Tulisan ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama.